ZONAUTARA.com – Psikoterapis Rachel Wright mengatakan bahwa perilaku ghosting yang akhir-akhir ini sedang tren merupakan tindakan yang sah dan wajar. Namun bukan berarti perilaku ghosting boleh dibudayakan.
Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan gambaran ghosting saat ini. Ghosting yang sedang populer belakangan ini dianggap sebagai sesuatu yang buruk, sebab seseorang bertindak seperti hantu yang tiba-tiba menghilang. Hal ini tentu sangat menyebalkan bagi siapa saja yang menjadi korban.
Agar lebih menormalisir perilaku ghosting dan meminimalisir rasa sebal terhadap pelaku, berikut beberapa alasan perilaku ghosting yang wajar dilakukan yang perlu Anda baca:
- Ancaman keselamatan
Ancaman keselamatan merupakan indikasi dari hubungan yang tidak sehat, saat Anda berada dalam hubungan yang seperti ini, ghosting dan menghindar adalah pilihan terakhir yang dapat Anda lakukan.
“Jika Anda dilecehkan secara verbal atau fisik, ghosting adalah respons yang diperlukan. Anda tidak berutang alasan, penjelasan. Lindungi diri Anda,” kata Wright, dalam tulisannya dalam Shape.
- Belum pernah berjumpa langsung
Berkencan tanpa pernah melakukan pertemuan bisa saja terjadi di masa pandemi ini. Maka saat Anda berada dalam kondisi hubungan ini dan menemukan ketidakcocokan, wajar jika Anda melakukan ghosting.
- Kencan pertama bagai bencana
Saat setelah melakukan pertemuan pertama, namun yang muncul justru kesan tidak nyaman dan keraguan, maka sah saja jika Anda memutuskan untuk memilih jalan ghosting.
Mengutip Bustle, saat si dia malah membawa atmosfer tidak menyenangkan, merendahkan, seksis, bahkan terlalu gampang sentuh sana-sini, tak ada salahnya untuk meninggalkannya. Anda tak perlu merasa bersalah jika pergi begitu saja tanpa meninggalkan penjelasan.
- Mengirim foto atau sesuatu yang tidak pantas
Kencan harus memiliki batas yang jelas. Saat dia mengirimi Anda foto alat kelamin atau bagian tubuh tertentu tanpa diminta, tinggalkan saja dia.
Jika dia tidak menghormati batasan yang Anda buat, Anda layak untuk meninggalkannya. Dalam hal ini, Wright menekankan pentingnya kesepakatan saat berkirim konten seksual eksplisit.
- Respons buruk terhadap keputusan untuk mengakhiri hubungan
Saat Anda tidak berniat melakukan ghosting, namun pasangan justru tidak menghargai keputusan Anda untuk berpisah, maka ghosting sah saja untuk dilakukan.
Menurut Wright, jika Anda sudah menyampaikan keputusan dan mendapatkan respons yang buruk, maka lebih baik tinggalkan saja.
“Ini adalah situasi lain di mana jika Anda telah memberikan batasan dan malah dilanggar, tidak masalah untuk melakukan apa yang terbaik,” imbuhnya.