ZONAUTARA.COM – Ibu hamil yang positif Covid-19 tetap boleh melahirkan secara normal jika kondisinya memang memungkinkan.
Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUP Persahabatan Yuyun Lisnawati.
Berdasarkan penjelasan Yuyun, proses persalinan ditentukan berdasar pada kondisi ibu dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Jika kondisi ibu dan bayi memungkinkan untuk lahir secara normal, maka tidak perlu dilakukan operasi sesar.
“Sebenarnya Covid-19 ini bukan menjadi indikasi mutlak untuk dilakukan persalinan Caesarean section (sesar). Kalau ibu hamil itu datang dengan pembukaan 1, kepala bayi turun, dan prediksinya sebentar lagi [lahir] maka kita tidak akan melakukan sesar,” kata Yuyun, dalam webinar ‘Panduan Isolasi Mandiri pada Ibu Hamil, Bayi, dan Anak’, Rabu (14/7).
Beberapa indikasi menjadi penentu pengambilan keputusan sesar atau normal, seperti lebar panggul ibu, tumor, serviks serta penyakit bawaan ibu lainnya. Indikasi lain juga terdapat pada calon bayi seperti kelainan letak, gawat janin, plasenta previa dan gangguan lainnya.
Yuyun mengatakan, sejauh ini belum ada bukti kuat bahwa ibu hamil yang positif Covid-19 dapat menularkan virus dalam kandungan. Kemungkinan bayi yang positif Covid-19 disebabkan saat masa persalinan atau kontak bayi dengan orang lain.
“Belum tentu ibu hamil positif Covid-19, bayinya juga positif Covid-19, karena sebenarnya belum ada cukup bukti penularan Covid-19 dari plasenta saat kehamilan,” ucap Yuyun.
Selain itu, ibu hamil yang positif Covid-19 juga tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayi. Asalkan, ibu yang positif Covid-19 tidak bergejala, tidak mengonsumsi antivirus, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan saat menyusui.
Pemberian ASI dinilai bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Ibu hamil yang positif Covid-19 juga akan mentransfer antibodi kepada bayi melalui ASI sehingga sang buah hati lebih terlindungi dari Covid-19.
Pendapat Yuyun diperkuat oleh dokter spesialis anak di RSUP Persahabatan, Jully Neily Kasie. Ia menyampaikan bahwa tidak ada bukti yang kuat adanya kandungan virus pada ASI.
“Justru ASI mengandung antibodi yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga sangat penting memberikan ASI pada bayi baru lahir hingga berusia dua tahun,” pungkas dokter Jully.