Anomali rekapitulasi kasus kematian Covid-19, diduga masih akan ditemui hingga 2 pekan medatang

Kontributor
Penulis Kontributor
Ilustrasi mutasi virus Covid-19 (Sumber : Freepik)



ZONAUTARA.COM – Analisis data National All Record (NAR) menunjukkan fakta, pelaporan data kematian akibat Covid-19 secara nasional di Indonesia tidak bersifat realtime.

Hal tersebut disampaikan oleh Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan dr Panji Fortuna Hadisoemarto, MPH.

Pihak kementerian kesehatan juga memperingatkan, selama dua pekan kedepan kemungkinan masih akan terjadi lonjakan serupa Selasa (10/8) lalu, angka kematian tembus 2 ribu.

Soal rekapitulasi angka kematian, merupakan angka akumulasi dari data-data kematian sebelumnya. Misalnya, dari angka 2.048 kasus kematian, Selasa (10/8) lalu, sebanyak 10,7 persen diantaranya merupakan kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan meninggal.

“Kota Bekasi, contohnya, laporan kemarin (10/8) dari 397 angka kematian yang dilaporkan, 94 persen diantaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57 persen dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37 persen,” jelas dr Panji dalam rilis Kemenkes, Kamis (12/8).

“Lalu 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus,” lanjutnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes drg Widyawati, MKM menegaskan, tingginya kasus yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbaharui data ke NAR.

“Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan,” kata drg Widyawati.

“Lalu 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus,” lanjutnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes drg Widyawati, MKM menegaskan, tingginya kasus yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbaharui data ke NAR.

drg Widyawati juga menjelaskan, anomali serupa saat ini masih akan terus ditemui setidaknya hingga dua pekan ke depan.

“Setidaknya selama dua minggu ke depan,” tandas drg Widyawati.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com