bar-merah

Bagaimana sekolah kuliner melanjutkan pengajarannya di tengah pandemi?

Ilustrasi (Sumber pexels.com)

ZONAUTARA.comPandemi yang masih terjadi di beberapa negara di dunia, termasuk di dalamnya Indonesia, telah membuat segala sesuatu bergeser dari luring ke daring. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kegiatan belajar mengajar, salah satunya pada sekolah kuliner.

Lewat bweducation.com, Chef Niklesh Sharma, founder dari Academy of Pastry & Culinary Arts Group berbagi tentang pandangannya dan apa yang dapat dilakukan sekolah kuliner dalam masa pandemi ini.

Beradaptasi dengan dapur virtual

Memasak memang seharusnya dilakukan secara langsung. Kita tentu tidak bisa memasak secara virtual seperti permainan gawai.

Adaptasi yang dilakukan oleh Chef Sharma adalah dengan memperkenalkan alat-alat dapur canggih seperti dapur virtual yang memberikan pengalaman nyata. Tanpa kelas di kampus, siswa masih dapat memahami hal yang sama dengan kelas daring.

Menguatkan pengetahuan fundamental

Kunci memasak memang berada di dapur, namun bagaimana jika dapur kelas diganti menjadi dapur yang ada di rumah masing-masing? Hal inilah yang diinovasikan oleh Chef Sharma dalam kelasnya.

Siswa mengikuti instruksi virtual, mulai dari dasar-dasar memanggang, sifat bahan, merebus, memotong, menumis, mencacah, dan lain-lain. Praktik dilakukan di rumah dengan alat yang dimiliki.

Adanya bintang tamu dalam kelas juga menjadi daya tarik dan motivasi tersendiri bagi siswa dalam proses pembelajaran, hingga saatnya nanti harus kembali ke kampus.

Lebih banyak belajar teori

Dalam keadaan pandemi pun, siswa akan mendapatkan pelajaran yang baru setiap harinya. Masa Pemberlakuan Pembatas Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan saat yang tepat bagi siswa untuk mematangkan pengetahuan teoritisnya.

Selain itu siswa juga dapat fokus dalam mengejar resep, dan membangun dasar-dasar industry kuliner. Teori dalam kelas memasak sama pentingnya dengan praktik secara langsung.

Keterampilan baru turut diperkenalkan

Keterampilan dalam industri kuliner tak hanya murni tentang keterampilannya dalam memegang alat-alat dapur. Hal-hal seperti kedispilinan, komunikasi interpersonal, dan profesionalisme menjadi penting bagi seorang koki.

Beberapa keterampilan tersebut dibutuhkan siswa pasca pandemi, dan keterampilan tersebut juga, kata Chef Sharma, telah dimasukkan ke dalam kurikulum.

Edukasi ekstra higienis saat memasak

Keamanan dan kebersihan pangan menjadi sangat penting dan mendesak dalam kondisi pandemi saat ini.

“Sehingga materi tersebut telah dimasukkan ke dalam kurikulum,”tulis Chef Sharma.

Saat ini, siswa perlu memperhatikan protokol kesehatan saat memasak dan memanggang. Karena hal ini lah yang diperhatikan oleh pengusaha restoran sebelum mempekerjakan seorang koki.

Seiring berjalannya waktu, industri kuliner juga melakukan adaptasi dan perubahan besar, serta berupaya menjadikannya industri yang ramah pandemi. Memperkenalkan siswa dengan keahlian kuliner baru akan membantunya memahami kebutuhan mendesak saat ini, dan dapat mereka kembangkan untuk peningkatan karir.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com