Pernahkah anda merasa ketagihan dalam berbelanja? Misalnya, hari ini anda membeli satu barang, kemudian hati anda tergerak untuk memberi barang lainnya. Hal itulah yang disebut dengan Diderot effect.
Efek ini pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf pada abad ke 18 bernama Denis Diderot, dan fenomena tersebut masih kita rasakan bersama hingga sekarang.
Banyak sekali motivasi dan latar belakang seseorang membelanjakan uangnya, bisa jadi karena kebutuhan secara fungsi, kebutuhan akan perhatian public karena kepemilikan barang, kebutuhan diterima di pergaulan, dan lain-lain.
Namun, Diderot effect secara khusus menjelaskan fenomena belanja yang terus menerus dan berantai akibat kegiatan belanja sebelumnya. Contoh lainnya, anda membeli sepatu ketika sepatu yang lama rusak. Setelahnya, anda akan tertarik untuk membeli kaos kaki yang cocok, baju, hingga semua sandang yang tersemat di badan anda. Meski anda tak terlalu membutuhkannya.
Lalu bagaimana cara menghindari efek ini? Berikut tipsnya.
- Sadari jika hal itu terjadi pada diri anda
Ketika anda mulai mudah tertarik dengan diskon atau terpikir untuk belanja secara terus menerus, maka tanyakan pada diri anda apakah anda telah masuk ke dalam permainan efek Diderot ini.
Anda tidak akan pernah berhenti atau memulai sesuatu ketika anda belum mendefinisikannya. Maka dari itu, definisikan langkah apa yang anda ambil. Salah satunya jika sudah terperangkap dalam efek Diderot.
- Berorientasi pada masa depan
Belanja pada hal-hal yang tak terlalu dibutuhkan dan hanya termotivasi oleh keinginan sementara, merupakan keputusan yang tak berorientasi pada masa depan.
Banyak sekali kegunaan mata uang yang berharga. Lebih baik investasikan harta anda untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dari pada harus menuruti keinginan yang sifatnya sementara.
- Hindari pembelian barang-barang yang tidak perlu
Pikirkan jika anda tidak membeli barang tersebut, apakah akan mengganggu fungsi dan produktivitas anda dalam bekerja? Jika tidak, maka simpan uangmu untuk keperluan yang lebih penting.
Anda perlu memiliki daftar prioritas mana benda yang penting dan mendesak, mana barang yang penting namun tidak mendesak, dan mana barang yang tidak penting dan tidak mendesak.
- Utamakan kegunaan barang, bukan status
Saat membeli barang, hal pertama yang anda pikirkan haruslah kegunaannya. Jangan hanya karena barang tersebut akan meningkatkan status anda, maka anda cepat-cepat membelinya tanpa peduli dengan fungsinya.
- Barang-barang yang anda miliki tidak mendefinisikan siapa diri anda
Ingatlah bahwa apa yang anda miliki tidak mendefinisikan siapa diri anda. Yang akan mendefinisikannya adalah bagaimana anda bersikap, bagaimana pemikiran anda, dan bagaimana anda memperlakukan orang lain.