Terbatas, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Bandung dimulai

Kontributor
Penulis Kontributor
SDN 1 Busato, Kecamatan Pinogaluman Bolmut. (Dok SDN 1 Busato)



ZONAUTARA.COM — Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna saat memantau pelaksanaan PTM di SMP-SMA PGII Kota Bandung, Rabu (08/09/2021), memaparkan, kini Kota Bandung telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas.

Penerapan tersebut dilakukan dengan memasukkan 20 hingga 50 persen siswa dari jumlah keseluruhan, bergantung pada kapasitas masing-masing kelas.

Selain itu, secara bersamaan juga masih diberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terakomodir dengan maksimal.

Ema juga menerangkan, PTM tersebut dilakukan dengan cara bergilir, tergantung pada kebijakan masing-masing sekolah.

“Rata-rata 30-40 persen dari ruang kapasitas kelas yang dipergunakan. Kemudian, dalam waktu yang bersamaan yang masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga terakomodasi secara maksimal. Rata-rata ada 16 orang 1 kelas dari 32 orang, sisanya melalui daring,” papar Ema, Rabu (08/09/2021).

Untuk diketahui, sebanyak 330 sekolah dari semua jenjang pendidikan dinyatakan lolos verifikasi dan bisa melakukan PTM yang dimulai pada 8 September 2021, dengan kapasitas yang masih terbatas atau dilakukan secara hybrid, PTM dan PJJ.

Dari hasil pantauan, Ema menilai secara keseluruhan, pelaksanaan PTM di sekolah tersebut sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Sarana dan prasarana atau fasilitas daya dukung kesehatan dalam rangka PTM di masa pandemi pun telah dipenuhi.

Meski begitu, Ema mengakui masih ada orang tua dari peserta didik yang belum mengizinkan untuk PTM. Namun dia berpesan kepada sekolah, hak peserta didik tersebut harus dipenuhi 100 persen, sehingga kualitas pembelajaran harus sama.

“Berbicara substansi dan kualitas mata pelajaran yang diserahkan itu harus sama. Mereka besoknya bergiliran (mengikuti PTM), kecuali yang orang tuanya belum setuju, itu juga menjadi hak mereka. Kita hargai karena tidak ada unsur pemaksaan,” ujarnya.

Ema mengatakan, sekolah bersama Satgas harus mengevaluasi proses PTM. Bahkan Dinas Pendidikan harus setiap hari memantau pelaksanaan PTM agar komitmen dan disiplin protokol kesehatan tetap terjaga.

“Kalau ada pelanggaran, pertama kita beri peringatan. Kalau membandel pelanggaran kedua atau ketiga kita eksekusi dengan kebijakan bisa tutup lagi (pelaksanaan PTM-nya) kembali ke PJJ,” ucapnya.

Ema mengungkapkan, untuk sekolah yang belum melaksanakan PTM masih menunggu hasil dari tim verifikator yang saat ini masih memverifikasi 1.692 sekolah lainnya.

“Saya punya keyakinan PTM pasti bertambah. Dalam waktu yang bersamaan sebetulnya satgas yang lain, kemudian satgas di kecamatan itu bergerak. Bahkan kemarin kami sudah sepakat bahwa nanti semua SKPD ini komandannya pak kadisdik yang mengoordinasikan,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMP PGII Kota Bandung Irwan Andriawan mengatakan, siswa yang mengikuti PTM di kelas berjumlah sekitar 30 persen dari kapasitas. Meski sudah diizinkan sampai 50 persen, tetapi pihaknya akan melakukan secara bertahap.

“Jadi kita bergilir agar semua merasakan proses PTM. Sesudah melihat kondisi, kita akan menghadirkan sesuai instruksi pemerintah 50 persen. Kita bergiliran dengan nomor absen misal 1-10, besoknya 11- 20,” ujarnya.

Menurut Irwan, 93 persen orang tua siswa telah menyetujui dan mendukung PTM. Hal itu terlihat dari 85 persen siswa SMP PGII yang telah melakukan vaksinasi Covid-19.

Irwan Juga memaparkan, jam masuk dan pulang masing-masing kelas siswa berbeda-beda. Sehingga kemungkinan adanya kerumunan dapat diminimalisir.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com