ZONAUTARA.COM – Kondisi perekonomian yang berangsur membaik sejak Agustus lalu, dan diperkirakan akan terus membaik hingga akhir tahun menjadi pendukung kemungkinan kuat perekonomian Indonesia tumbuh kisaran 4 hingga 5 persen pada kuartal III 2021.
Kendati demikian, kemungkinan tersebut turun dari perkiraan Agustus lalu, di mana ekonomi diperkirakan bisa melaju kisaran 4 hingga 5,7 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa September 2021, Kamis (24/9).
“Kami lihat indikator sisi konsumsi dan produksi menggambarkan resiliency atau ekonomi cukup bertahan meski dihadapkan hantaman varian delta yang cukup berat,” kata Ani, sapaan akrabnya.
Jika dirinci, konsumsi rumah tangga tumbuh di kisaran 2 persen-2,4 persen pada kuartal III. Lalu, konsumsi pemerintah minus 0,9 persen-0,1 persen, investasi 4,9 persen-5,4 persen, ekspor 20 persen-22,4 persen, dan impor 24 persen-25,2 persen.
Konsumsi masyarakat juga mulai menunjukkan tren menanjak, seiring dengan pelonggaran PPKM di sejumlah daerah.
Dari sisi produksi, aktivitas bergerak ke arah positif terutama didorong oleh ekspor yang naik signifikan pada Agustus.
“Momentum ini harus dijaga, upaya pengendalian Covid-19 harus terus diperkuat dengan disiplin protokol kesehatan (5M), akselerasi vaksinasi, serta fasilitas kesehatan yang memadai,” paparnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menilai efektifitas PPKM menjaga momentum pemulihan ekonomi tahun ini. Pasalnya, kondisi pandemi Covid-19 akibat varian delta terkendali lebih cepat dengan dampak yang tidak terlalu dalam terhadap mobilitas.
Menurut Ani, laju ekonomi kuartal IV bakal lebih kencang dengan asumsi penyebaran varian baru terkendali sehingga pemerintah tidak perlu menginjak rem aktivitas masyarakat.
Sementara, keseluruhan perekonomian Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan kisaran kisaran 3,7 hingga 4,5 persen di tahun ini. Meski demikian, hal tersebut jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yang anjlok hingga minus 2,07 persen.