Dua Polisi Papua juarai Cabor Judo PON XX Papua

Nila Zuhriah
Penulis Nila Zuhriah
Sumber: Website resmi PON Papua



ZONAUTARA.COM — Tak hanya masyarakat sipil, kini giliran dua orang angkatan kepolisian yang mengharumkan nama Papua lewat keberhasilannya.

Keduanya bagian dari angkatan 42 Bintara Polda Papua, Bripda Wairifes Bukwab dan Bripda Agus Sujatminto.

Keduanya berhasil menjuarai Nage No Kata putra cabang olahraga judo PON XX Papua tahun 2021, Sabtu (02/10/2021).

Perlombaan yang digelar di Venue Cabor Judo Graha Eme Neme Yauware ini, mempertemukan keduanya dengan atlet asal Jawa Timur dan Jawa Barat, dan berhasil meraih skor tertinggi 408,5.

Atas keberhasilan tersebut, Bripda Wairifes Bukwab (22) bersyukur atas perolehan medali emas untuk Papua, meskipun baru pertama kali tampil di arena bergengsi ini.

“Saya berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kedua orangtua saya beserta Ketua Judo Pengprov Papua yang sudah mendukung kami sampai PON sehingga kami bisa juara satu. Terlebih kepada masyarakat Papua yang sudah mendukung kami secara langsung atau tidak langsung dalam doa,” ucapnya.

Prestasi yang diraih keduanya adalah buah dari kerja keras yang dijalani selama tiga tahun.

“Kami datang dari Jayapura. Saya sebelumnya di silat, lalu saya tertarik dengan judo karena ingin membuat hal yang baru. Alhamdulilah pertama kali ikut PON, bisa sumbang emas untuk Papua. Mudah-mudahan judo bisa berkembang lagi di Papua,” harapnya.

Sementara Bripda Agus Sujatminto (24) kelahiran Jayapura, 2 Agustus 1997 ini merupakan berdarah campuran Jawa dan Papua.

“Bapak saya orang Jawa, tapi kalau ditanya saya orang mana saya bilang orang Papua, karena kalau saya bilang Jawa orang tidak percaya. Wajah saya lebih mirip ke mama Papua,” tuturnya.

Pria blasteran Jawa Papua ini sangat bersyukur atas raihan emas menjadi sebuah kebanggaan karena bisa membahagiakan orang tua dan instansi tempatnya mengabdi.

“Tujuan saya ikut judo sebenarnya karena saya ingin jalan-jalan ke seluruh Indonesia dan sudah tercapai. Rasanya luar biasa dapat emas di PON,” ungkapnya.

Menurutnya, dalam Nage No Kata tingkat kesulitan ada pada fokus dan teknik, karena gerakan harus sesuai waktu jika tidak pas maka teknik pun akan salah.

Sementara, keduanya merupakan teman yang telah bertemu sejak sebelum menjadi angkatan polri.

“Semoga kami bisa memotivasi teman-teman lain. Intinya, jika mau berusaha dan berjuang pasti bisa. Torang bisa,” tandasnya.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com