Dikhianati oleh kepercayaan dapat membuat kita banyak belajar

Redaksi ZU
Penulis Redaksi ZU
Ilustrasi (Sumber: pexels.com)



ZONAUTARA.com – Kepercayaan memang bagai pisau bermata dua. Terkadang, kita akan sangat menguntungkan karena percaya. Namun, beberapa juga bisa menderita karena terlalu percaya. Katakanlah pelanggan yang tertipu, kekasih yang ditolak cintanya, teman yang dijauhi. Kebanyakan dari kita memang telah banyak dikhianati oleh kepercayaan.

Mengutip dari Aeon mengenai data tentang kepercayaan di Amerika Serikat, Hugo Mercier mengungkapkan bahwa kepercayaan interpersonal berada pada titik terendah dalam hampir 50 tahun. Namun, penurunan besar-besaran dalam kejahatan selama beberapa dekade terakhir menunjukkan sebaliknya. Kepercayaan pada media juga berada di level terbawah.

Sementara itu, kepercayaan pada sains telah bertahan relatif baik. Kebanyakan orang mempercayai ilmuwan hampir sepanjang waktu. Meski beberapa masih tak mempercayai sains.

Apa untungnya kepercayaan?

Hugo Mercier dan ilmuwan sosial Toshio Yamagishi membahas gagasannya tentang asimetri informasi antara percaya dan tidak percaya.

Ketika Anda mempercayai seseorang, Anda akhirnya mencari tahu apakah kepercayaan Anda benar atau tidak. Anda akan cenderung mencari tahu kebenaran dari apa yang anda percaya, dan anda tergerak untuk membuktikannya. Sebaliknya, ketika Anda tidak memercayai seseorang, lebih sering daripada tidak, Anda tidak pernah tahu apakah Anda seharusnya memercayai mereka.

Asimetri informasi ini berarti bahwa kita belajar lebih banyak dengan mempercayai daripada tidak mempercayai. Selain itu, ketika kita percaya, kita belajar tidak hanya tentang individu tertentu, kita belajar lebih umum tentang jenis situasi yang harus atau tidak perlu kita percayai.

Mercier juga mengatakan bahwa orang-orang yang lebih mempercayai media memiliki pengetahuan yang lebih tentang politik dan berita. Semakin banyak orang mempercayai sains, semakin mereka melek sains. Bahkan jika bukti ini tetap korelasional, masuk akal bahwa orang yang lebih percaya harus menjadi lebih baik dalam mencari tahu siapa yang harus dipercaya.

Wawasan Yamagishi ini memberi kita alasan untuk percaya. Tapi pertanyaan selanjutnya adalah, jika kepercayaan memberikan kesempatan belajar, kita seharusnya terlalu percaya, daripada tidak cukup percaya bukan?

Sayangnya, Ketika kepercayaan kita dikecewakan, maka akan timbul reaksi jengkel sampai marah dan putus asa. Mercier pun mengungkapkan bahwa ketidakpercayaan timbul karena rasa kecewa akibat dikhianati kepercayaan terlalu jelas. Namun, manfaat belajar dan pengetahuan baru dari kepercayaan yang salah pun perlu dipikirkan manfaatnya.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com