bar-merah

Sains menjelaskan mengapa kita suka dengan situasi menakutkan

situasi menakutkan
Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.com – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang pergi ke atraksi menakutkan atau menyeramkan membuat suasana hati mereka membaik dan tingkat stres menurun. Situasi menakutkan ternyata dapat menghasilkan euforia dan rasa pencapaian bagi seseorang.

Ada saja hal menyeramkan dan menakutkan yang ingin kita undang ke dalam hidup kita dan bahkan merayakan keberadaan mereka. Halloween misalnya, atau rumah hantu yang sering anda kunjungi. Mengapa hal itu masuk akal? Apa ilmu di balik keinginan kita untuk berada dalam stuasi menakutkan?

Seperti yang ditulis oleh psikolog Frank T. McAndrew di Psychology Today, ia menjelaskan bahwa kita diprogram untuk berperilaku dengan cara tertentu jika kita berpikir terdapat “agen” di luar sana yang berniat menyakiti kita.

McAndrew mendefinisikan rasa menyeramkan sebagai kecemasan yang ditimbulkan oleh ambiguitas apakah ada sesuatu yang perlu ditakuti atau bersifat mengancam. Potensi ancaman itulah yang membuat kita merasakan seram atau takut.

Dalam studi McAndrew, ia merekrut 1.341 individu untuk menjawab survei Facebook, timnya menemukan bahwa orang yang dianggap menyeramkan lebih cenderung laki-laki. Faktanya, wanita lebih cenderung memandang orang menyeramkan sebagai ancaman seksual.

Keuntungan dari situasi menakutkan

Studi ini juga mengidentifikasi profesi mana yang menurut orang-orang lebih menakutkan daripada yang lain. Hasilnya, pekerjaan yang dianggap paling menyeramkan adalah badut, ahli taksidermi, pemilik toko seks, dan direktur rumah duka.

Sebuah penelitian dengan judul Voluntary arousing negative experiences (VANE): Why we like to be scared bahkan menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami proses Voluntary Arousing Negative Experiences (VANE) untuk menemukan mengapa kita rela tunduk pada ketakutan dan ingin merasakan rasa takut.

Studi itu mengamati 262 orang dewasa yang menghadiri atraksi menyeramkan di Pittsburgh yang disebut ScareHouse. Sebanyak 100 peserta dinilai melalui electroencephalography (EEG) untuk mengukur aktivitas otak mereka.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar setengah dari suasana hati orang-orang membaik setelah melakukannya, terutama mereka yang sebelumnya melaporkan bosan, lelah, atau stres sebelum acara tersebut.

Sosiolog Dr. Margee Kerr mengatakan bahwa mengalami pengalaman menakutkan seperti rumah hantu memberi orang rasa pencapaian. Bahkan jika pengalaman itu pasti aman, mereka masih merasa puas karena telah berpartisipasi di dalamnya.

Aspek lain dari pengalaman menakutkan dalam kelompok adalah prospek ikatan sosial. Menjadi takut secara kolektif dapat membentuk ingatan yang kuat.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com