ZONAUTARA.com – Makin cangihnya teknologi membuat segala lini kehidupan dapat dimungkinkan untuk didigitalisasi dan otomatisasi. Bahkan beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia, kini telah digantikan oleh mesin. Lalu, bagaimana dengan profesi pengacara? Bisakah pengacara digantikan oleh robot?
Elizabeth C. Tippett & Charlotte Alexander menulis melalui The Conversation. Dalam artikelnya, ia mengatakan bahwa pada dasarnya, tugas seorang pengacara adalah: meneliti kasus, menyusun brief, dan memberi nasihat kepada klien.
Tugas-tugas yang rumit dan dipersonalisasi oleh seorang pengacaralah yang membuat para teknolog memasukkan pengacara ke dalam kategori pekerjaan yang cukup aman dari masa depan robotika canggih dan kecerdasan buatan.
Namun, dengan kecerdasan buatan untuk menganalisis laporan hukum nyatanya membuat pekerjaan pengacara jauh lebih tidak aman daripada yang dikira. Namun, otomatisasi tak harus secara keseluruhan, hanya sebagian hal saja.
Meskipun ini mungkin berita buruk bagi pengacara, namun hal ini bisa menjadi kabar baik bagi klien, terutama mereka yang kesulitan mendapatkan bantuan hukum.
Teknologi robot tidak dapat diprediksi
Proyek penelitian Tippett dan Alexander berkolaborasi dengan ilmuwan komputer dan ahli bahasa di MITRE, sebuah organisasi nirlaba yang didanai pemerintah federal yang didedikasikan untuk penelitian dan pengembangan.
Sebagai profesor hukum, mereka mencoba mengidentifikasi fitur teks dari ringkasan hukum dan pendapat hakim yang berhasil versus yang tidak berhasil. Hasilnya, sulit untuk memprediksi tugas mana yang mudah diotomatisasi.
Namun setelah mereka menemukan cara mengidentifikasi kutipan, Tippett dan Alexander menemukan metode lain yaitu penelitian hukum.
Para ilmuwan di MITER menggunakan metodologi analisis grafik untuk membuat jaringan visual kutipan hukum. Analisis grafik memungkinkan para peneliti untuk memprediksi apakah brief akan menang berdasarkan seberapa baik kinerja brief lainnya saat menyertakan kutipan tertentu.
Penelitian tersebut dapat membangun database dengan perangkat lunak yang hanya akan memberi tahu pengacara kasus terbaik untuk dikutip. Yang anda perlukan hanyalah memasukkan brief pihak lain ke dalam mesin.
Teknologi robot akan menguntungkan klien
Dalam konteks layanan hukum, banyak konsumen yang tidak mampu membayar pengacara dan kebanyakan dari mereka menangani tuntutan hukum sendiri. Hal ini seringkali membuakan hasil yang buruk.
Layanan hukum yang didukung teknologi dapat membantu konsumen melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mewakili diri mereka sendiri.
Saat ini, banyak perusahaan rintisan teknologi yang berupaya mengotomatiskan berbagai jenis pekerjaan hukum. Jadi, meskipun mesin pintasan penelitian tersebut belum dibuat, namun alat canggih seperti robot yang bisa mengimplementasikan penelitian ini bisa jadi ada di masa depan.