Dua Pertiga Gletser Dunia Diperkirakan Lenyap pada 2100

Redaksi ZU
Penulis Redaksi ZU



Sebuah studi baru menemukan bahwa gletser dunia saat ini tengah menyusut dan menghilang lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan. Dua pertiga dari gletser tersebut diproyeksikan akan mencair pada akhir abad ini seiring dengan tren perubahan iklim yang terjadi secara global.

Namun, jika dunia berhasil menahan laju pemanasan di masa depan hanya sepersepuluh derajat dan memenuhi target Perjanjian Iklim Paris, maka kurang dari setengah gletser dunia yang akan hilang, menurut studi tersebut. Sebagian besar yang akan hilang tersebut adalah gletser kecil, tetapi vital dan sedang menuju titik penghabisan, kata penulis penelitian.

Dalam skenario kasus terburuk, 83 persen gletser dunia kemungkinan besar akan hilang pada tahun 2100, kata penulis penelitian.

Sebuah perahu berlayar di malam hari di samping gunung es besar di Greenland timur pada 15 Agustus 2019. (Foto: AP)

Sebuah perahu berlayar di malam hari di samping gunung es besar di Greenland timur pada 15 Agustus 2019. (Foto: AP)

Studi jurnal Science yang dipublikasikan pada Kamis (5/1) telah melakukan penelitian secara komprehensif terhadap 215.000 gletser di dunia, tidak termasuk yang ada di lapisan es di Greenland dan Antartika. Para ilmuwan kemudian menggunakan simulasi komputer untuk menghitung, menggunakan tingkat pemanasan yang berbeda, berapa banyak gletser yang akan hilang, berapa triliunan ton es yang akan mencair, dan berapa banyak kontribusinya terhadap kenaikan permukaan laut.

Suhu rata-rata dunia saat ini diperkirakan naik sebesar 2,7 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Dengan demikian, pada 2100 dunia diperkirakan akan kehilangan 32 persen massa gletsernya, atau 48,5 triliun metrik ton es serta 68 persen dari gletser menghilang. Fenomena tersebut akan meningkatkan kenaikan permukaan laut sebesar 4,5 inchi, kata penulis utama studi, David Rounce.

“Apa pun yang terjadi, kita akan kehilangan banyak gletser,” kata Rounce, ahli glasiologi dan profesor teknik di Universitas Carnegie Mellon. “Tapi kami memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dengan membatasi berapa banyak gletser yang hilang.”

“Untuk gletser-gletser kecil sudah terlambat,” kata rekan penulis studi Regine Hock, ahli glasiologi di University of Alaska Fairbanks dan University of Oslo di Norwegia. “Namun, secara global hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa setiap derajat suhu global penting untuk menjaga es sebanyak mungkin agar terkunci di gletser,” ujarnya.

Proyeksi kehilangan es pada tahun 2100 berkisar antara 38,7 triliun metrik ton hingga 64,4 triliun ton, tergantung pada seberapa besar kenaikan suhu Bumi dan berapa banyak batu bara, minyak, dan gas yang dibakar, menurut penelitian tersebut.

Studi ini menghitung bahwa semua es yang mencair itu akan meningkatkan permukaan laut global sebesar 90 milimeter hingga 166 milimeter. [ah]

Sumber



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com