Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home PERISTIWA PRESS REVIEW

Dua Pertiga Gletser Dunia Diperkirakan Lenyap pada 2100

by Redaksi ZU
A A

Sebuah studi baru menemukan bahwa gletser dunia saat ini tengah menyusut dan menghilang lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan. Dua pertiga dari gletser tersebut diproyeksikan akan mencair pada akhir abad ini seiring dengan tren perubahan iklim yang terjadi secara global.

Namun, jika dunia berhasil menahan laju pemanasan di masa depan hanya sepersepuluh derajat dan memenuhi target Perjanjian Iklim Paris, maka kurang dari setengah gletser dunia yang akan hilang, menurut studi tersebut. Sebagian besar yang akan hilang tersebut adalah gletser kecil, tetapi vital dan sedang menuju titik penghabisan, kata penulis penelitian.

Dalam skenario kasus terburuk, 83 persen gletser dunia kemungkinan besar akan hilang pada tahun 2100, kata penulis penelitian.

Sebuah perahu berlayar di malam hari di samping gunung es besar di Greenland timur pada 15 Agustus 2019. (Foto: AP)

Sebuah perahu berlayar di malam hari di samping gunung es besar di Greenland timur pada 15 Agustus 2019. (Foto: AP)

Studi jurnal Science yang dipublikasikan pada Kamis (5/1) telah melakukan penelitian secara komprehensif terhadap 215.000 gletser di dunia, tidak termasuk yang ada di lapisan es di Greenland dan Antartika. Para ilmuwan kemudian menggunakan simulasi komputer untuk menghitung, menggunakan tingkat pemanasan yang berbeda, berapa banyak gletser yang akan hilang, berapa triliunan ton es yang akan mencair, dan berapa banyak kontribusinya terhadap kenaikan permukaan laut.

Suhu rata-rata dunia saat ini diperkirakan naik sebesar 2,7 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Dengan demikian, pada 2100 dunia diperkirakan akan kehilangan 32 persen massa gletsernya, atau 48,5 triliun metrik ton es serta 68 persen dari gletser menghilang. Fenomena tersebut akan meningkatkan kenaikan permukaan laut sebesar 4,5 inchi, kata penulis utama studi, David Rounce.

“Apa pun yang terjadi, kita akan kehilangan banyak gletser,” kata Rounce, ahli glasiologi dan profesor teknik di Universitas Carnegie Mellon. “Tapi kami memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dengan membatasi berapa banyak gletser yang hilang.”

“Untuk gletser-gletser kecil sudah terlambat,” kata rekan penulis studi Regine Hock, ahli glasiologi di University of Alaska Fairbanks dan University of Oslo di Norwegia. “Namun, secara global hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa setiap derajat suhu global penting untuk menjaga es sebanyak mungkin agar terkunci di gletser,” ujarnya.

Proyeksi kehilangan es pada tahun 2100 berkisar antara 38,7 triliun metrik ton hingga 64,4 triliun ton, tergantung pada seberapa besar kenaikan suhu Bumi dan berapa banyak batu bara, minyak, dan gas yang dibakar, menurut penelitian tersebut.

Studi ini menghitung bahwa semua es yang mencair itu akan meningkatkan permukaan laut global sebesar 90 milimeter hingga 166 milimeter. [ah]

Sumber


Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Tags: lingkungan hidupvoa
ShareTweetSend

Related Posts

PRESS REVIEW

Bertani Bawang: Tips untuk Sukses dan Dampaknya terhadap Kesehatan dan Lingkungan

28 April 2023

...

PRESS REVIEW

Pentingnya Menjaga Keberlangsungan Hidup Lahan Basah di Indonesia

28 April 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Content Placement

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.