Amerika Serikat memperingatkan China tentang bantuan materi dan keamanan kepada Rusia dalam perang Moskow di Ukraina. AS menetapkan ‘garis merah’ alias batasan bagi Washington menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing awal bulan depan.
Pada hari Selasa (17/1), Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk China Michael Chase berbicara kepada Song Yanchao, wakil direktur Kantor Kerja Sama Militer Internasional China dari Komisi Militer Pusat, menurut seorang pejabat AS yang berbicara kepada VOA dengan identitas yang disembunyikan.
Perundingan pihak militer-ke-militer pekan ini dilakukan ketika AS mengawasi secara seksama keputusan apa pun yang diambil Republik Rakyat China (PRC) untuk menanggapi permintaan Rusia akan bantuan keamanan. Pejabat AS mencatat laporan mengenai sejumlah kunjungan pesawat Rusia ke China.
“Saya tidak punya penilaian baru yang dapat diberitahukan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada VOA pekan lalu saat ditanya apakah Washington masih meyakini bahwa Beijing tidak memberikan bantuan keamanan bagi Rusia.
“Apabila kami melihat PRC mengambil tindakan untuk secara sistematik membantu Rusia menghindari sanksi, tentu saja akan ada harga yang harus dibayar,” tambah Price.
Perundingan selama dua jam pada hari Selasa itu dilakukan setelah China menolak tawaran AS untuk menggelar pembicaraan de-konflik antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe awal bulan ini.
Dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS setelah perundingan AS dan Jepang 2+2 pekan lalu, Austin mengaku telah meminta mitra Chinanya untuk berkompromi dengan AS dan tetap “membuka jalur komunikasi” untuk menghindari kesalahan perhitungan.
Wei sendiri akan pensiun Maret mendatang. Li Shangfu, anggota baru Komisi Militer Pusat dari Partai Komunis China, diperkirakan akan menjadi menteri pertahanan China berikutnya.
Li sendiri dijatuhi sanksi oleh pemerintah AS pada 2018 akibat pembelian pesawat dan sistem rudal canggih Rusia untuk China. Namun, sanksi AS tersebut tidak akan mencegah Li untuk mengadakan pertemuan dengan pejabat AS, menurut pejabat Departemen Luar Negeri AS.
Selama perundingan hari Selasa, pejabat AS mengatakan kepada VOA bahwa China juga mengungkit kekhawatirannya tentang kemungkinan kunjungan Ketua DPR AS yang baru, Kevin McCarthy, ke Taiwan. McCarthy mengatakan tahun lalu bahwa ia akan mengunjungi Taiwan apabila terpilih menjadi ketua DPR, langkah yang akan memicu amarah China.
China mengklaim kedaulatannya atas Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri – klaim yang ditolak Taiwan.
Diplomat dan pejabat militer AS telah menjelaskan bahwa DPR beroperasi secara terpisah dari pemerintahan Biden. Mereka memperingatkan China agar tidak memberi tanggapan secara berlebihan di dekat Selat Taiwan, yang dapat memicu kecelakaan militer yang “tidak diinginkan.”
“Kami tidak dapat menyandera kebijakan luar negeri kami pada hal-hal yang mungkin atau tidak mungkin China lakukan,” kata pajabat senior Deplu AS. [rd/jm]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia