ZONAUTARA.com – Ganjar Pranowo, salah satu politisi Indonesia yang dikenal luas, kini telah menambahkan lagi langkah dalam dunia politik. Pada Jumat (21/4/2023), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengumumkan bahwa Ganjar Pranowo akan menjadi calon presiden usungan partai. Ini adalah momen bersejarah bagi Ganjar Pranowo, yang telah memiliki pengalaman sebagai anggota DPR hingga kepala daerah.
Jejak politik dan karier Ganjar Pranowo dapat ditelusuri sejak masa kecilnya. Ia lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, pada 28 Oktober 1968. Meskipun masa kecilnya penuh dengan tantangan hidup karena kondisi ekonomi keluarga yang relatif sederhana, Ganjar muda telah mengembangkan sikap kepemimpinan sejak belia. Ia selalu terpilih sebagai ketua kelas sejak di bangku sekolah dasar dan aktif berorganisasi di jenjang SMP.
Kecintaannya berorganisasi semakin berkembang di masa kuliah. Ia aktif terlibat dalam sejumlah organisasi kampus, seperti majalah mahasiswa Mahkamah FH UGM, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), serta mahasiswa pencinta alam (Mapala).
Semangat untuk berpolitik juga telah dibangunnya sejak masa kuliah dengan terlibat dalam Gerakan Demokrat Kampus (GEDEK) tahun 1992-1995. Ganjar kemudian juga bergabung dengan PDI-P saat masih berstatus mahasiswa pada 1992.
Setelah mendapat gelar sarjana hukum pada 1995, Ganjar tidak langsung terlibat dalam politik praktis. Baru pada 2002, dirinya mendapatkan kesempatan menjadi Deputi I Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat (Badiklatpus) PDI-P. Kemudian, ia juga dipercaya menjadi anggota Bidang Penggalangan Panitia Pemenangan Pemilu (PAPPU) Pusat di tahun berikutnya.
Karier politiknya mulai tampak cemerlang di tahun 2004. Ia akhirnya ditugaskan menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P periode 2004-2009. Kritis dan tidak menyia-nyiakan kesempatannya di Senayan, Ganjar memainkan peran sebagai anggota legislatif dari fraksi partai oposisi dengan sebaik mungkin.
Kritik-kritik yang dilancarkannya selama menjabat sebagai anggota DPR seakan memberi petunjuk gagasannya terhadap kepemimpinan.
Untuk melengkapi pengalaman politiknya, Ganjar ditugaskan oleh PDI-P untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018. Ganjar dipasangkan dengan Heru Sudjatmoko yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Purbalingga.
Pasangan Ganjar-Heru berhasil meraih 48,82 persen suara, jauh melampaui pasangan petahana Bibit Waluyo-Sudijono Satroatmodjo yang memperoleh 30,26 persen.
Ganjar yang juga lulusan Master Ilmu Politik Universitas Indonesia (2013) ini lantas berusaha menunjukkan kepercayaan rakyat Jawa Tengah dalam kinerjanya sebagai kepala daerah.
Gubernur dengan slogan kampanye ”mboten ngapusi, mboten korupsi (tidak membohongi, tidak korupsi)” ini segera mengambil langkah strategis. Ia mencoba berfokus pada 18 Agenda yang berusaha menjawab persoalan kemiskinan, pengangguran, dan pembangunan infrastruktur.
Sikap, gaya komunikasi, dan karakter yang kharismatik akhirnya membuat rakyat Jawa Tengah menerima Ganjar. Ia terpilih kembali di periode jabatan keduanya sebagai Gubernur Jateng.
Pengalaman sebagai legislator dan gubernur akan menjadi modal portofolionya sebagai calon presiden. Dengan pengalaman menjadi pejabat publik ini, masyarakat bisa menilai rekam jejaknya dan mempertimbangkan berbagai kebijakan yang pernah dilakukannya.