Kementerian Pertahanan Inggris, Rabu (26/7) mengatakan bahwa Rusia telah mengubah aktivitas angkatan lautnya di Laut Hitam, seraya menambahkan bahwa ada kemungkinan pasukan Rusia sedang bersiap-siap “untuk memberlakukan blokade terhadap Ukraina.”
Pekan lalu, Rusia mundur dari perjanjian yang telah berlangsung hampir setahun yang diperantarai PBB dan Turki. Perjanjian itu memungkinkan pengiriman biji-bijian secara aman dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Sebelum tercapainya kesepakatan itu, invasi Rusia telah menghentikan ekspor biji-bijian, memperburuk krisis pangan global.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan hariannya mengenai perang di Ukraina mengatakan bahwa korvet Rusia Sergey Kotov telah dikerahkan ke Laut Hitam untuk berpatroli di jalur pelayaran antara Selat Bosporus dan kota pelabuhan Odesa di bagian selatan Ukraina.
“Ada kemungkinan realistis bahwa kapal itu akan menjadi bagian dari satu gugus tugas untuk mencegat kapal-kapal komersial yang oleh Rusia diyakini sedang menuju Ukraina,” kata kementerian Inggris tersebut.
Sementara itu AS akan mengirim tambahan bantuan militer bernilai $400 juta, termasuk rudal pertahanan udara, drone kecil dan kendaraan lapis baja, kata Pentagon hari Selasa.
Persenjataan itu disediakan melalui Otoritas Penarikan oleh Presiden yang memungkinkan pengiriman secara cepat peralatan dan layanan pertahanan dari cadangan AS, kadang-kadang dalam hitungan hari setelah persetujuan. Material tersebut akan berasal dari persediaan AS yang berlebih.
Pengumuman bantuan itu muncul pada waktu pasukan Ukraina terlibat dalam serangan balasan yang berjalan lamban dalam menghadapi pasukan Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bantuan itu ditujukan untuk “memperkuat pasukan Ukraina yang gagah berani di medan tempur” dan “membantu mereka merebut kembali wilayah kedaulatan Ukraina.”
“Rakyat Ukraina dengan berani terus membela negara mereka dalam menghadapi agresi Rusia sementara Rusia melanjutkan serangan tanpa henti dan kejam yang menewaskan warga sipil dan menghancurkan infrastruktur sipil Ukraina,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022, AS telah memberikan lebih dari $43 miliar bantuan militer untuk Ukraina. [uh/ab]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia