bar-merah

DBD di Sitaro capai 84 kasus, warga diimbau waspada

Ilustrasi gigitan nyamuk

SITARO, ZONAUTARA.COM-Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menunjukan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mencapai 84 kasus. Pemerintah daerah gerak cepat mengantisipasi kejadian luar biasa yang akan ditimbulkan dengan meminta warga waspada.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro menyebut, sejak Januari hingga 17 Maret 2024 untuk 84 kasus DBD tersebar di seluruh kecamatan. Sesuai jumlah, ada empat Puskesmas dengan data terbanyak yakni, Puskesmas Ulu 31 kasus, Puskesmas Tagulandang 22 kasus serta Puskesmas Minanga 6 kasus, dan Kisihan 6 kasus.

Jumlah kasus ini dibanding tahun 2023 mengalami kenaikan sangat signifikan. Pada Januari 2023 misalnya, laporan DBD hanya 4 kasus, Februari 2 kasus dan Maret 1 kasus. Sedangkan di tahun 2024 untuk bulan Januari saja sudah terdata 29 kasus, Februari naik lagi menjadi 36 kasus dan di pertengahan Maret sudah 19 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabuapten Kepulauan Sitaro, Evita Janis menyampaikan berbagai upaya tengah dilakukan pemerintah saat ini.

Data Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Maret 2024.

Setidaknya ada lima hal yang sementara dikerjakan, yakni koordinasi lintas program dan sektor, penyuluhan atau sosialisasi DBD dari Bidang Promosi Kesehatan Dinkes dan Puskesmas, pembuatan dan penyebaran surat penegasan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dari Sekda ke camat dan dari Dinkes ke Puskesmas. Ada juga penyelidikan Epidemiologi kasus Demam Dengue dan DBD.

“Serta foging nyamuk DBD di wilayah Siau dan Tagulandang sebanyak 73 titik dari 84 kasus,” kata Evita.

Adapun, kata Evita, meski jumlah kasusnya tinggi namun dibanding tahun 2023, positifnya belum ada laporan warga yang meninggal dunia akibat DBD.

Ia pun menyimpulkan beberapa hal terkait dengan kondisi ini. DBD di Kepulauan Sitaro diketahui terjadi di 36 kampung dan kelurahan dari jumlah 93 kampung / kelurahan. Jumlah peningkatannya pun diakui sangat siginfikan.

Evita mengungkapkan salah satu alasan cepat berkembangnya penyakit ini yakni belum optimalnya pelaksanaan kerja bakti untuk pemberantasan sarang nyamuk atau sumber jentik di tiap kampung dan kelurahan.

“Itu paling penting. Penangannya pasca kejadian itu bisa diminimalisir jika kita paham pencegahannnya. Karena itu, diharapkan semua pihak memperhatikan hal ini,” jelas dia.

Perbandingan jumlah kasus DBD tahun 2023 dan 2024. (Sumber: Dinkes Sitaro)

Merujuk pada surat himbauan peningkatan kasus DBD dari Dinkes sitaro denhan nomor 170/DINKES/III/2024 yang disebarkan setidaknya masyarakat wajib melaksanakan program 3M Plus untuk memberantas vektor penular penyakit DBD.

  1. Menguras dan menyikat bersih bak mandi/kolam air minimal 1 (satu) minggu sekali
  2. Menutup rapat tempat penampungan air (misalnya tempayan, tandon, drumdan lain-lain)
  3. Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.

PLUS:

  1. Mengganti air vas bunga atau tempat-tempat lainnya yang sejenis setiap seminggu sekali
  2. Menggunakan lotion anti nyamuk;c. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersamasetiap minggu
  3. Meletakan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, tidakmenggantung pakaian diluar lemari
  4. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
  5. Memelihara ikan pemakan jentik


Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com