SITARO, ZONAUTARA.COM-Sudah beroperasi sejak tahun 2021 lalu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo akhirnya meresmikan Bandar Udara (Bandara) Taman Bung Karno Siau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Selasa, 26 Maret 2024. Bandara ini menghabiskan anggaran hingga lebih dari setengah triliun rupiah.
“Bandara Taman Bung Karno 599 Miliar Rupiah,” kata Presiden RI, Joko Widodo.
Persemian Bandara Taman Bung Karno Siau dilaksanakan bersamaan dengan tiga bandara lainnya di Sulawesi, yakni bandara Sis AL-Jufri di Palu, Bandara Banggai Laut di Kabupaten Banggai Laut, dan Bandara Bolaang Mongondow di Kabupaten Bolaang Mongondow. Acara Peresmian ini dipusatkan di Bandara SIS Al – Jufri di Palu.
“Dengan ini saya resmikan Bandara Sis Al – Jufri, Bandara Banggai Laut, Bandara Bolaang Mongondoe dan Bandara Taman Bung Karno Siau,” Ucap Joko Widodo.
Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Bandara Taman Bung Karno Siau, Riswan Amay Laia menyampaikan bandara sudah siap saat peresmian, sebab pengoperasian telah dibuka sejak 2021 lalu.
“Sudah beroperasi sejak tahun 2021, jadi pemenuhan pelayan sudah terpenuhi,” kata Riswan, ditemui usai mengikuti zoom meeting peresmian bandara.
Diketahui Bandara Taman Bung Karno Siau memiliki panjang Runway 1400 Meter x 30 Meter dan memiliki terminal penumpang seluas 600 meter persegi.
Riswan kepada media menjelaskan sesuai rancangannya panjang runway di Bandara Taman Bung Karno Siau seharusnya 1500 meter, sementara kondisi saat ini masih di 1400 meter.
“Sehingga masih akan ada penambahan 100 meter lagi, untuk saat ini dilayani pesawat twin otter masih cukup,” ucapnya.
Ia menambahkan saat ini ada penambahan luas terminal yang sedang dikerjakan serta akan dibangun destinasi wisata taman Bung Karno di area bandara.
Peresmian bandara ini tentunya menjadi kabar baik bagi warga di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Pasalnya sebelum dilayani rute pesawat angkutan perintis milik PT SAM Air warga hanya mengandalakan kapal laut sebagai transportasi utama. Kondisi cuaca serta lamanya jarak tempuh menjadi menemani warga di kepulauan selama ratusan tahun.
Laurens Karel (68) warga Kelurahan Paniki, Kecamatan Siau Barat mengaku sudah puas menggunakan transportasi laut dari Siau ke Manado. Sejak dulu mulai dari kapal 12 jam, berkembang ke tujuh jam dan saat ini kapal cepat empat jam. Meski perkembangnya sangat maju, namun kondisi di laut tetap bergantung kepada cuaca.
“Kalu sudah gelombang tinggi, maka kapal tidak bisa berlayar atau jika berlayar maka susananya sangat sulit di dalam kapal,” kata Laurens.
Karena itu, dengan adanya moda transportasi udara ini, Laurens berharap bisa membantu akomodasi dan transportasi warga di daerah kepulauan, setidaknya bisa lebih aman dan cepat tiba di kota manado.
“Saya dengar hanya setengah jam (Siau-Manado). Ini sebuah terobosan yang baik. Kita tidak perlu lagi berhadapan dengan gelombang,” ucap dia.
Di sisi lain, peresmian Bandara Taman Bung Karno Siau ini membuktikan masih adanya perhatian pemerintah pusat kepada daerah yang tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.
Laurens juga menyampaikan berterimakasih kepada pemerintah di Provinsi Sulawesi Utara, maupun Bupati terdahulu dan penjabat Bupati Sitaro saat ini.
“Terimakasih Pak Jokowi, Pak Olly DOndokambey, Bupati sebelumnya Pak Toni Supit dan Ibu Evangelian Sasingen serta Penjabat Bupati Joi Oroh,” tandasnya.