ZONAUTARA.com – Badai adalah fenomena cuaca ekstrem yang ditandai oleh angin kencang, hujan lebat, dan sering kali disertai petir.
Proses terbentuknya badai melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer dan kondisi lingkungan.
Berikut adalah penjelasan mengenai proses terjadinya badai berdasarkan fakta dan referensi ilmiah.
Kondisi awal: Udara lembap dan suhu permukaan laut tinggi
Pembentukan badai biasanya dimulai di atas perairan hangat dengan suhu permukaan laut minimal 26,5°C hingga kedalaman sekitar 60 meter.
Suhu yang tinggi ini menyebabkan penguapan air laut yang intens, menghasilkan udara yang sangat lembap. Udara lembap ini kemudian naik ke atmosfer karena lebih ringan dibandingkan udara kering di sekitarnya.
Pembentukan Awan Kumulonimbus
Saat udara lembap naik ke atmosfer yang lebih dingin, terjadi proses kondensasi di mana uap air mengembun menjadi tetesan air, membentuk awan kumulonimbus yang besar.
Proses kondensasi ini melepaskan panas laten, yang selanjutnya memanaskan udara di sekitarnya, menyebabkan udara tersebut naik lebih lanjut dan menarik lebih banyak udara lembap dari permukaan laut.
Siklus ini berlanjut, memperkuat pertumbuhan awan kumulonimbus.
Pembentukan sistem tekanan rendah
Pengangkatan udara yang terus-menerus dan pelepasan panas laten menciptakan area dengan tekanan udara rendah di permukaan laut.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan angin berhembus menuju pusat tekanan rendah.
Karena efek rotasi bumi (efek Coriolis), angin yang masuk tidak bergerak langsung ke pusat, tetapi berputar, membentuk sistem siklonik yang berputar.
Penguatan badai
Selama kondisi mendukung, seperti suhu permukaan laut yang tetap hangat dan rendahnya geseran angin vertikal (perubahan kecepatan dan arah angin dengan ketinggian), sistem badai akan terus menguat.
Angin di sekitar pusat badai semakin kencang, dan tekanan di pusat badai semakin menurun, menciptakan struktur yang dikenal sebagai “mata badai” di pusatnya, yang biasanya tenang dan bebas awan.
Pelemahan dan pembubaran badai
Badai akan mulai melemah ketika bergerak ke perairan dengan suhu permukaan yang lebih dingin, memasuki daratan, atau memasuki area dengan geseran angin vertikal yang tinggi.
Tanpa suplai energi dari air laut hangat dan dengan meningkatnya gangguan atmosfer, struktur badai akan rusak, dan sistem akan kehilangan kekuatannya.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan badai
- Suhu Permukaan Laut: Suhu yang tinggi menyediakan energi yang diperlukan untuk penguapan dan pembentukan awan.
- Kelembapan Atmosfer: Kelembapan yang tinggi mendukung proses kondensasi dan pelepasan panas laten.
- Ketidakstabilan Atmosfer: Perbedaan suhu yang signifikan antara permukaan laut dan atmosfer di atasnya menciptakan kondisi yang tidak stabil, mendorong konveksi udara.
- Efek Coriolis: Rotasi bumi menyebabkan pembelokan arah angin, memungkinkan pembentukan sistem berputar.
- Geseran Angin Vertikal: Geseran yang rendah memungkinkan struktur badai tetap utuh dan simetris.
Memahami proses pembentukan badai penting untuk prediksi cuaca dan mitigasi dampak yang ditimbulkan, terutama di wilayah yang rentan terhadap cuaca ekstrem seperti Sulawesi Utara.
Sumber: doc.lalacomputer.com, idntimes.com, an-nur.ac.id