Surat cinta dari panggung Rumah Bernarda Alba

Di balik gemerlap panggung, lampu-lampu sorot mulai dipasang, dan suara latihan para aktor terdengar menggema. Grup Teater Battosai menggeliat dengan pentas produksi Rumah Bernarda Alba.

Eliana Gloria
Penulis:
Editor: Neno Karlina Paputungan
All Crew Rumah Bernarda Alba, (Foto: Pool).

ZONAUTARA.com -Rumah Bernarda Alba menjadi pementas pembuka dari pertunjukkan kolektif yang akan digerakkan para pekerja seni pertunjukkan di Sulawesi Utara.

Gerakan ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Ini adalah bukti bahwa Sulawesi Utara adalah laboratorium teater yang aktif dan berkembang di tengah masyarakat.

Para pelaku seni ingin menunjukkan bahwa seni peran bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan kehidupan yang kaya akan makna dan refleksi sosial.

Pementasan ini diharapkan dapat membangkitkan kembali gairah seni pertunjukan dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dunia teater.

Rumah Bernarda Alba a home where unsettled emotions belong

Dari rangkaian pementasan teater yang telah dijadwalkan sepanjang tahun 2025, ada satu produksi yang akan membuka perjalanan seni ini: Rumah Bernarda Alba karya Federico García Lorca.

Naskah klasik yang menggugah ini akan digarap oleh sutradara berbakat, Marcelino Silouw, yang siap menghadirkan kisah dramatis penuh emosi ke atas panggung.

Rumah Bernarda Alba bukan sekadar kisah biasa, melainkan sebuah drama penuh makna yang menggambarkan tekanan sosial, dominasi kekuasaan, dan perjuangan perempuan dalam menghadapi penindasan. 

“Rumah Bernarda Alba hadir sebagai cermin pada keadaan sosial di kota Manado sendiri. Naskah yang ditulis untuk gambaran desa spanyol pada tahun 1936, menjadi giat tersendiri ketika memilihnya. Sekilas beberapa kegelisahan tertuang pada babak demi babak drama tersebut.” Sebut Marcelino yang akrab disapa Koko saat ditanyakan alasan mengapa memilih naskah Rumah Bernarda Alba, Senin, (17/02/2025).

“Rumah Bernarda Alba ditulis tahun 1936, di saat yang sama terjadi perang saudara di Spanyol. Representasi dari perang saudara itu terjadinya perebutan seorang pria dari 2 kakak beradik dalam naskah. Kaitannya dengan Manado saat ini adalah slogan “Torang Samua Basudara”.” Imbuh Marvild sang produser. 

Bernarda yang adalah tokoh utama dalam naskah ini diperankan oleh Debora Maengko. Bagi Deb, Bernarda adalah sosok ibu yang mengutamakan reputasi daripada kedamaian anak-anaknya. Rumah ini dipenuhi teror yang dilakukan oleh Bernarda yang mati-matian menjaga para putrinya. 

“Bernarda akan berusaha memakai cara apa saja asalkan nama baik  dan reputasi keluarga tidak tercoreng. Dia egois dan kejam” ujar Debora.

Alur cerita yang kompleks membuat lakon Rumah Bernarda Alba ini semakin menarik. Pasalnya isu matriarki yang diangkat melalui cerita adalah pengalaman yang erat dalam kehidupan kita sehari-hari namun masih terlalu jarang dibicarakan. 

All Cast Rumah Bernarda Alba
Pemeran Rumah Bernarda Alba, (Foto: Pool).

“Bagaimana peran perempuan dalam sebuah keluarga, hingga ketiadaan laki-laki dalam sebuah rumah. Ini jelas tak lepas dari trauma-trauma kecil tentang pelanggaran seksual yang dialami perempuan dalam rumah itu. Itu kemudian berdampak pada kesenjangan sosial dalam struktur keluarga. Dominasi bernarda dalam tatanan menjaga anak-anaknya, terkesan matriarki. Namun, secara implisit bernarda perlahan kian jauh dari kata kebebasan dan berdiri sebagai patriarki.” jelas Koko. 

Proses produksi Rumah Bernarda Alba telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Sejak awal, tim produksi telah bekerja keras, mulai dari menentukan pemain, menyusun dramaturgi, melakukan proses casting, hingga menjalani latihan yang intens.

Setiap elemen dalam produksi ini dipersiapkan dengan matang untuk memastikan pertunjukan yang akan ditampilkan benar-benar mampu menghidupkan emosi penonton.

Para aktor yang terlibat pun menunjukkan dedikasi tinggi dalam mendalami peran mereka, berusaha menghadirkan karakter yang autentik dan menyentuh hati.

Casting-Rumah-Bernarda-Alba
Proses casting Rumah Bernarda Alba oleh Grup teater Battosai (Foto: Pool).

Pentas ini akan digelar di Aula Dinas Pariwisata Sulawesi pada tanggal 28 Februari dan 1 Maret 2025 nanti. Penyelenggara berharap dengan menggunakan aula Dinas Pariwisata Daerah, bahwa pertunjukan ini dapat menggugah perhatian pemerintah.

Pementasan ini adalah surat cinta dari para pekerja seni akan kebutuhan gedung pertunjukkan sebagai sarana latihan dan kebutuhan penunjang lainnya.

Disamping itu, kehadiran penonton yang antusias akan menjadi penyemangat bagi para seniman untuk terus berkarya dan menghidupkan seni pertunjukan di daerah ini.

Selain Rumah Bernarda Alba, rangkaian pementasan lainnya juga telah dipersiapkan untuk mengisi kalender seni Sulawesi Utara sepanjang tahun 2025.

Berbagai kelompok teater dari berbagai daerah di Sulawesi Utara turut serta dalam gerakan ini, membawa karya-karya yang beragam baik dari naskah klasik maupun naskah modern. 

Pada pementasan selanjutnya akan ada “Ayahku Pulang” yang akan disutradarai oleh Richy Rorong, “Leamdale” oleh Aldes Sambalao, “Aku Sendiri” oleh Fernando Somba, “Kereta kencana” oleh Vick Chenore, dan “Pinangan” yang akan disutradarai oleh Randy Beers. 

Mari berkunjung di Rumah Bernarda Alba. Informasi pembelian tiket dapat dilihat di sini.

Follow:
mì significant other would say : orang yang energik, pendengar yang baik, solutif, murah senyum. | Typically ENTJ, compassionate listeners, long-life learner.
1 Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com