Reaksi seniman dan kondisi terkini Museum Negeri Sulut yang ramai di medsos

Eliana Gloria
Penulis:
Editor: Redaktur
Pengunjung melihat replika orang purba di Museum Negeri Sulawesi Utara, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (18/2/2025).

ZONAUTARA.com – Ramai di media sosial (medsos) soal gedung Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dipasangi papan “Museum Ini DIJUAL” beberapa hari ini, memantik reaksi dari sejumlah pihak, termasuk dari para seniman di Kota Manado.

Seperti yang diungkapkan seorang dramawan Sulawesi Utara, Eric Dajoh. Ia turut memberikan tanggapan tentang viralnya Museum Negeri Sulut yang sudah berdiri sejak tahun 1991 itu.

“Museum adalah wujud dari peradaban dan dari beberapa informasi yang saya terima, banyak hal yang anomali dalam penggunaan anggaran untuk merevitalisasi rumah peradaban ini. Hal ini mesti diusut, dalam satu dekade terakhir para pekerja seni kesulitan mengakses fasilitas publik ini untuk menunjang proses-proses kebudayaan dan kesenian di Sulawesi Utara,” terang Eric Dajoh.

Ia meminta agar persoalan ini tidak melebar hingga mengkambinghitamkan seniman karena notabene Plh. Kepala Seksi Museum UPTD Taman Budaya dan Museum, Alfred Pontolondo adalah seorang seniman lebih tepatnya pekerja seni rupa.

Sementara itu, muncul ironi di balik polemik bangunan yang seharusnya menjadi rumah bagi sejarah dan budaya daerah ini justru dibiarkan merana.


Bagaimana kondisi sebenarnya gedung Museum Negeri Sulut?

Saat tim Zonautara.com menyambangi gedung Museum Negeri Sulawesi Utara, pada Selasa (18/02/2025) siang, nampak kondisi yang tidak terawat sejauh mata memandang.

Cat yang mengelupas, koleksi yang tak terurus, dan atmosfer sunyi menyelimuti museum yang seharusnya menjadi pusat edukasi kebudayaan.

Koleksi barang bersejarah terlihat berdebu, beberapa atap plafon terlihat lapuk, bahkan specimen ikan purba atau yang kita kenal Coelacanth terlihat dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Sejarah berdirinya Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara

Bagaimana sejarah awal berdirinya Museum Negeri Sulut? Alfred menguraikan, ceritanya berawal dari inisiatif Bola Lensun, seorang warga dari Rasi, Minahasa Tenggara yang menyerahkan benda-benda temuannya.

Pada tahun 1974 hingga 1978, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membangun Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara.

Ada ribuan benda koleksi dari berbagai daerah di Sulawesi Utara tersimpan di Museum ini. Salah satu koleksi bersejarah adalah meja tempat Letkol Ch Taulu memimpin rapat di rumah Mayor Servius Wuisan di Manado. Rapat itu menghasilkan gerakan 14 Februari 1946 di mana para penjuang merebut markas Tentara Belanda di Teling Manado dan di Tomohon.

Hingga tahun 2016 kondisi Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara berjalan dengan baik. Berbagai koleksinya dipamerkan lewat pameran tetap koleksi di Museum, pameran temporer, serta pameran keliling Nasional.

***

Follow:
mì significant other would say : orang yang energik, pendengar yang baik, solutif, murah senyum. | Typically ENTJ, compassionate listeners, long-life learner.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com