Analisis cepat versi USGS: Gempa bumi M 6.1 yang terjadi di Sulut pada 26 Februari 2025

Ronny Adolof Buol
Editor: Redaktur
Tangkapan layar dari USGS.gov

ZONAUTARA,.com – Pada tanggal 26 Februari 2025, pukul 06:55:44 WITA, menurut data USGS.gov gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.1 mengguncang wilayah Modisi, Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara Indonesia. Pusat gempa berada 56 km sebelah timur Modisi dengan kedalaman 10 km.

BMKG Indonesia mencatat data kekuatan gempa magnitudo 6.0, dengan pusat gempa berada di laut 45 km tenggara Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur, di kedalaman 10 KM pada lokasi 0,41 LU-124,83 BT.

Meskipun kekuatan gempa tergolong signifikan, Pusat Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengeluarkan peringatan hijau, mengindikasikan risiko rendah terhadap korban jiwa dan kerugian ekonomi.

Analisis dampak gempa

Menurut data yang dirilis oleh USGS, estimasi korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat gempa ini berada pada tingkat yang rendah. Grafik menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya korban jiwa dan kerugian ekonomi dalam jumlah besar sangat kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun guncangan gempa dirasakan cukup kuat di beberapa wilayah, dampak kerusakan yang ditimbulkan diperkirakan minimal.

gempa bumi
Sumber: USGS
Analisis cepat versi USGS: Gempa bumi M 6.1 yang terjadi di Sulut pada 26 Februari 2025
Tangkapan layar data dari BMKG

Sebaran guncangan dan populasi terdampak

Gempa ini dirasakan di beberapa wilayah sekitar pusat gempa dengan intensitas yang bervariasi. Data USGS mencatat bahwa sekitar 161 ribu orang merasakan guncangan dengan intensitas Modified Mercalli Intensity (MMI) III, yang tergolong lemah. Sementara itu, sekitar 2,4 juta orang merasakan guncangan dengan intensitas MMI IV, yang tergolong ringan. Sejumlah kecil populasi juga merasakan guncangan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Peta yang disertakan dalam laporan menunjukkan sebaran populasi di sekitar pusat gempa. Informasi ini penting untuk memahami tingkat kepadatan penduduk di wilayah terdampak dan potensi risiko yang mungkin timbul.

Kondisi bangunan dan infrastruktur

Laporan USGS juga menyoroti kondisi bangunan dan infrastruktur di wilayah terdampak. Sebagian besar penduduk di wilayah ini tinggal di bangunan yang rentan terhadap guncangan gempa, seperti bangunan dengan konstruksi bata tanpa tulangan dan beton pracetak.

Meskipun demikian, terdapat juga bangunan dengan konstruksi yang lebih tahan gempa. Informasi ini penting untuk upaya mitigasi risiko gempa di masa depan.

Riwayat gempa di wilayah ini

Data gempa bumi historis menunjukkan bahwa wilayah Modisi dan sekitarnya memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi. Beberapa gempa bumi signifikan pernah terjadi di wilayah ini, antara lain gempa berkekuatan magnitudo 7.5 pada tahun 2007 dan 2000.

Data ini memberikan konteks penting untuk memahami potensi risiko gempa di wilayah ini dan pentingnya kesiapsiagaan.

Dampak di daerah terdekat

Beberapa kota terdekat dari pusat gempa juga merasakan guncangan dengan intensitas yang bervariasi. Data dari GooNamas.org mencatat bahwa kota Tutuyan merasakan guncangan dengan intensitas MMI V, sementara kota-kota lain seperti Tombatu, Lolayan, dan Kotabunan merasakan guncangan dengan intensitas MMI IV.

Kesimpulan

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.1 yang mengguncang Modisi, Indonesia, pada tanggal 26 Februari 2025, meskipun tergolong kuat, diperkirakan memiliki dampak yang minimal. Peringatan hijau yang dikeluarkan oleh USGS mengindikasikan risiko rendah terhadap korban jiwa dan kerugian ekonomi.

Namun, penting untuk tetap waspada dan siap menghadapi potensi gempa susulan. Data dan informasi yang dirilis oleh USGS dan sumber lainnya memberikan pemahaman yang komprehensif tentang gempa ini dan dampaknya, serta pentingnya upaya mitigasi risiko gempa di wilayah ini.

Rekomendasi

  • Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan dan infrastruktur di wilayah terdampak, terutama bangunan-bangunan yang rentan terhadap guncangan gempa.
  • Masyarakat perlu diberikan edukasi dan pelatihan mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi, termasuk tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa.
  • Pemerintah dan lembaga terkait perlu terus memantau aktivitas seismik di wilayah ini dan memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.
Bekerja sebagai jurnalis lebih dari 20 tahun terakhir. Sebelum mendirikan Zonautara.com bekerja selama 8 tahun di Kompas.com. Selain menjadi jurnalis juga menjadi trainer untuk digital security, literasi digital, cek fakta dan trainer jurnalistik.
1 Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com