ZONAUTARA.com – Krisis air bersih di Kelurahan Tarorane, Siau Timur, Sulawesi Utara, menjadi perhatian serius Bupati Sitaro, Chyntia Ingrid Kalangit. Ia mempertaruhkan jabatan untuk memastikan warga keluar dari krisis berkepanjangan.
Pernyataan ini disampaikan langsung, Bupati Sitaro, Chyntia Ingrid Kalangit saat meresmikan gedung gereja GMIST Eklesia Tampungan, pada Kamis, 3 April 2025.
“Waktu kecil saya sering pulang ke Tampuna (Sebutan Kelurahan Tarorane di lingkungan III), saya dan pak Wakil Bupati berasal dari dusun ini, di sini sering kekurangan air,” kata Chyntia.
Diketahui, Chyntia Ingrid Kalangit memiliki hubungan emosional dengan kompleks ini karena orang tuanya berasal dari Dusun Tampuna, tak heran jika dusun ini menyumbang banyak suara untuk kemenangannya bersama Wakil Bupati Heronimus Makainas.
Meski lokasinya berada dekat dengan pusat kota Ulu dan kantor PDAM, namun tidak menjamin ketersediaan air warga.
Menurut Chyntia, ini jadi tantangan bagi keduanya, setelah terpilih sebagai pemimpin, ia akan memperhatikan kesulitan warga di Dusun Tampuna.
“Malu jika sudah jadi bupati, saya tidak bisa membantu warga, ini janji kami. Krisis air bersih akan menjadi perhatian kami,” beber dia.
Sedianya area ini sebenarnya terlayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik pemerintah daerah, namun berbagai masalah terjadi sehingga air tidak lancar sampai ke rumah warga.
Informasi yang diperoleh dari warga, air dari PDAM sudah tidak mengalir sejak setahun yang lalu, sementara di beberapa rumah lainnya yang tinggal di dataran lebih rendah sudah sepekan terakhir tidak jalan. Warga juga mengaku sudah tidak membayar iuran air PDAM.
“Minggu lalu sudah tidak jalan, yang lain sudah setahun lalu, mereka sudah tidak membayar tapi kami masih membayar,” kata warga Tampuna yang minta namanya tidak disebutkan.
“Sekarang warga memanfaatkan air hujan untuk di konsumsi,” tambahnya.
Selain krisis air bersih, daerah yang berada di dekat dengan pusat perbelanjaan ini juga tidak lancar menerima jaringan telekomunikasi, yang membuat warga sulit mengakses informasi lewat internet.
***