Bukti baru ungkap fakta dinosaurus tidak punah sebelum asteroid hantam Bumi

Redaksi ZU
Penulis:
Editor: David Sumilat
Ilustrasi tulang dinosaurus. (Pexels/Pixabay)

ZONAUTARA.com – Selama bertahun-tahun, banyak teori yang menyatakan bahwa dinosaurus telah mengalami penurunan populasi dan keanekaragaman bahkan sebelum asteroid menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Namun, penelitian terbaru justru menunjukkan sebaliknya. Para ilmuwan kini menyimpulkan bahwa kepunahan dinosaurus bukanlah proses bertahap, melainkan akibat langsung dari bencana kosmik tersebut.

Bukti Fosil Tidak Mendukung Teori Kepunahan Bertahap

Sebelumnya, sejumlah ilmuwan menduga bahwa penurunan jumlah fosil dinosaurus menjelang akhir periode Cretaceous merupakan tanda bahwa mereka sedang menuju kepunahan alami.

Namun, penelitian baru menyoroti kemungkinan bahwa catatan fosil yang minim bukan berarti populasi dinosaurus memang menurun, melainkan karena keterbatasan data fosil itu sendiri.

Para peneliti memusatkan perhatian pada empat famili utama dinosaurus: Ankylosauridae, Ceratopsidae, Hadrosauridae, dan Tyrannosauridae.



Mereka menganalisis lebih dari 8.000 fosil yang ditemukan di Amerika Utara, berasal dari dua periode geologis penting: Campania (83,6–72,1 juta tahun lalu) dan Maastrichtian (72,1–66 juta tahun lalu).

Puncak Keanekaragaman Dinosaurus Sebelum Bencana

Penelitian menunjukkan bahwa keragaman dan penyebaran dinosaurus mencapai puncaknya sekitar 76 juta tahun lalu. Setelah itu, tidak ada indikasi kuat bahwa mereka menurun secara signifikan sebelum asteroid menghantam Bumi.

Justru, kepunahan massal yang terjadi disebabkan oleh peristiwa bencana yang mendadak, bukan proses alam yang berlangsung perlahan.

Jumlah fosil yang tercatat memang berkurang dalam enam juta tahun menjelang tabrakan asteroid, tetapi para ahli memperingatkan agar tidak menyimpulkan bahwa hal tersebut mencerminkan kondisi populasi dinosaurus. Penurunan ini kemungkinan besar berkaitan dengan faktor geologis dan keterbatasan dalam pelestarian fosil.

Tantangan dalam Menemukan Fosil di Periode Maastrichtian

Salah satu kendala utama dalam memahami kepunahan dinosaurus adalah kurangnya data fosil dari periode Maastrichtian. Di Amerika Utara, banyak singkapan batuan dari era ini tertutup oleh vegetasi atau berada di lokasi yang sulit diakses, sehingga menyulitkan penelitian lanjutan. Hal ini mengaburkan gambaran sebenarnya mengenai kondisi akhir masa dinosaurus.

Menariknya, sekitar setengah dari seluruh fosil dinosaurus yang diketahui dari periode akhir Cretaceous ditemukan di Amerika Utara, menjadikan wilayah ini sangat penting dalam studi kepunahan dinosaurus. Oleh karena itu, keterbatasan data dari kawasan ini bisa berdampak besar terhadap interpretasi global.

Model statistik yang digunakan dalam studi ini mengungkap bahwa populasi dinosaurus tersebar luas dan stabil menjelang peristiwa tabrakan asteroid.

Artinya, tanpa adanya bencana luar biasa seperti tumbukan asteroid, dinosaurus kemungkinan besar akan terus bertahan hidup.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kelompok Ceratopsia—yang mencakup dinosaurus ikonik seperti Triceratops—adalah yang paling sering ditemukan dalam catatan fosil dari periode Maastrichtian.

Hal ini disebabkan oleh habitat dataran rendah yang mereka tempati, yang secara geologis lebih memungkinkan pelestarian fosil dalam jangka panjang.

Kesimpulan dari studi ini sangat jelas: kepunahan dinosaurus bukanlah proses lambat akibat penurunan alami, tetapi lebih kepada dampak langsung dari bencana kosmik.

Ketika asteroid menghantam Bumi, ia menciptakan kondisi lingkungan yang ekstrem dan merusak ekosistem global, menyebabkan punahnya sebagian besar spesies besar, termasuk dinosaurus non-unggas.

***

Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com