ZONAUTARA.com – Tahukah kamu bahwa warna link (tautan) di internet ternyata bisa membocorkan riwayat browsing kita?
Selama ini, mungkin kita tidak pernah memperhatikan soal perubahan warna pada tautan di situs web. Umumnya, jika kita belum pernah mengklik sebuah link, warnanya biru. Setelah diklik dan dikunjungi, warnanya berubah, biasanya jadi ungu.
Perubahan warna sederhana inilah yang, tanpa disadari, selama lebih dari 20 tahun menjadi celah keamanan yang dimanfaatkan penjahat di internet.
Bagaimana warna link bisa mengintip riwayat kita?
Singkatnya, dengan memanfaatkan perubahan warna ini, orang atau situs yang tidak bertanggung jawab bisa tahu halaman apa saja yang pernah kita kunjungi.
Misalnya, kamu sedang membuka Situs A dan ada tautan menuju Situs B. Begitu kamu pernah membuka Situs B, warna link-nya di Situs A akan berubah.
Lewat kode tertentu, situs jahat bisa “mengintip” apakah warna link ke Situs B sudah berubah di browser milikmu.
Kalau sudah berubah, artinya kamu pernah mengunjungi Situs B. Dengan cara ini, peramban atau browser kita seperti membocorkan rahasia secara diam-diam tanpa kita sadari.
Ini bisa berbahaya, terutama jika tautan yang kamu kunjungi berkaitan dengan topik sensitif, misalnya berkaitan dengan kesehatan, keuangan, atau masalah pribadi lain.
Situs-situs nakal bisa menebak ketertarikan atau masalah pribadimu, hanya dengan melihat warna link—tanpa izin sama sekali.
Sejak kapan masalah ini ada?
Teknik ini disebut browser history sniffing dan sudah jadi perhatian para ahli keamanan sejak awal tahun 2000-an.
Meski sudah diketahui ada celah ini selama puluhan tahun, dan sudah beberapa kali diupayakan perbaikan kecil, cara-cara menyiasatinya masih tetap ada hingga sekarang.

Google menutup celah ini di Chrome
Baru-baru ini, Google mengumumkan bahwa mereka telah memperbaiki masalah ini di Chrome versi terbaru (Chrome 136).
Pembaruan ini pertama kali hadir untuk pengguna versi Beta, dan mulai tanggal 23 April 2025, akan tersedia secara luas.
Selama ini, browser seperti Chrome menyimpan riwayat link yang sudah dikunjungi secara “global”, sehingga data ini bisa terbaca oleh situs manapun.
Di Chrome terbaru, Google menerapkan sistem baru yang disebut partitioned visited link history.
Artinya, informasi tentang link yang pernah kamu kunjungi akan dipecah berdasarkan:
- Alamat (URL) link,
- Domain (situs utama), dan
- Asal bingkai atau frame yang menampilkan link tersebut.
Dengan sistem ini, situs hanya bisa tahu kamu pernah mengunjungi link tertentu jika link itu terkait dengan situs yang sedang kamu buka—bukan situs-situs lain yang tidak berhubungan. Jadi, data tentang link yang pernah dikunjungi tidak bisa lagi diintip seenaknya oleh situs lain.
Selama ini, kebanyakan dari kita abai soal perubahan warna pada link di internet. Padahal, celah kecil ini diam-diam sudah lama digunakan untuk mengintip riwayat internet kita.
Untungnya, Google Chrome kini sudah berbenah dan menutup celah ini, sehingga riwayat browsing kita menjadi lebih aman.
Mulai sekarang, kalau lihat warna link berubah, kamu bisa lebih tenang, karena sudah ada perlindungan ekstra dari browser utama yang kamu gunakan!