ZONAUTARA.com- Lelaki pekerja keras ini dikenal dengan panggilan sehari-hari, Didin.
Pemilik nama lengkap, Sahrudin Paputungan ini, memiliki keseharian menjajakan koran ke masyarakat di Kotamobagu.
Sudah lebih dari 25 tahun ini dia menjalani profesinya dengan ikhlas, berkeliling mengitari setapak demi setapak jalanan di setiap sudut area di Kota Kotamobagu.
Dengan pengalaman yang panjang dan dedikasi yang tinggi, Sahrudin telah menjadi legenda hidup penjual koran keliling yang paling dikenal di Kotamobagu.
Didin mulai berjualan koran pada tahun 1998, ketika kantor redaksi surat kabar masih terbatas di Manado.
Ia memilih berjualan koran keliling karena pendapatan yang lumayan pada saat itu.
Semangat dan kerja keras Sahrudin, mampu membangun jaringan pelanggan yang luas dan menjadi salah satu penjual koran keliling yang terpercaya di Kotamobagu.
“Masih ada beberapa toko yang memesan koran, karena sudah menjadi langganan tetap,” ungkapnya.
Didin kemudian mengisahkan, dulu dirinya berjualan dengan mengambil koran dari toko Kacamata Indah, kemudian menjualnya dengan harga Rp2.000 per eksemplar.
Harga ini tetap sama sejak ia memulai berjualan hingga saat ini.
Dalam satu hari, Sahrudin mengaku mampu menempuh jarak 20 km, dari Gogagoman, Upai, Biga, hingga AKD Mongkonai dan dapat menjual sekitar 200 eksemplar dalam sehari.
Namun, seiring waktu, penjualan koran menurun drastis.
Sekarang, Sahrudin hanya dapat menjual sekitar 30 eksemplar koran per hari. Meskipun demikian, Sahrudin tetap memilih untuk bertahan dalam profesinya sebagai penjual koran keliling.
“Sudah dikenal masyarakat apalagi dikampung-kampung, jadi mereka tetap memesan koran dari saya,” tambahnya.
Dengan menjadi penjual koran keliling, ka bisa membeli lahan dan membangun rumah di Motoboi Kecil setelah sebelumnya membeli rumah berkolasi di Pobundayan pada tahun 2010.
Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, seseorang dapat mencapai kesuksesan meskipun dalam bidang yang tidak banyak diminati.
Menurutnya perubahan zaman telah mempengaruhi penjualan koran.
Namun, ia tetap optimis bahwa masih ada orang yang membutuhkan surat kabar dan informasi yang akurat.
***