Pariwisata Sangihe Tak Terdampak Wisman Asal China

Ronny Adolof Buol
Penulis Ronny Adolof Buol



TAHUNA, ZONAUTARA.com — Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China ke Sulawesi Utara ternyata tak terlalu berdampak ke beberapa kabupaten/kota yang ada di Sulut.

Kabupaten Sangihe misalnya, ternyata sektor pariwisata di kabupaten bahari ini tak merasakan dampak signifikan kunjungan turis asal negeri tirai bambu itu. Padahal Pemerintah Provinsi Sulut sangat membanggakan arus kunjungan wisman asal China.

“Nyaris tak pernah ke Sangihe, yang terus datang itu turis asal Eropa dan Amerika, mereka menyukai wisata alam. Sangihe kaya dengan destinasi alam,” ujar Bupati Sangihe Jabes Gaghana, Selasa (5/9/2017).

Pernyataan itu dilontarkan Gaghana saat sejumlah jurnalis yang sedang melakukan media trip ke Sangihe bertandang ke Rumah Dinasnya di Tahuna.

Gaghana yang sedang memimpin rapat dengan jajaran pejabatnya, menyempatkan diri untuk menemui para jurnalis nasional dan zonautara.com tersebut, didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sangihe, Jefry Tilaar dan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Ellenita E Kapal.

Dia memaklumi jika wisman asal China tidak datang ke Sangihe, sebab jaraknya yang cukup jauh dari Manado sebagai pintu masuk utama melalui penerbangan.

Karakter wisman asal China yang lebih suka ke tempat keramaian, menurut Gaghana menjadi salah satu faktor mengapa pariwisata Sangihe tak terdampak lonjakan kunjungan wisman asal China tersebut.

“Destinasi wisata kita memang hampir semuanya adalah wisata alam, walau ada juga atraksi budaya,” kata Gaghana.

 

Cina Dominasi Kunjungan Turis

Menurut laporan industri.bisnis.com per Juli 2017 wisman asal China masih mendominasi dengan kontribusi kunjungan ke Indonesia mencapai 15,88%, lalu diikuti oleh Australia 8,71%, Singapura 8,08%, Malaysia 6,99%, dan Jepang 3,61% pada Juli 2017.

Ketua Umum Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar kepada Bisnis, Senin (4/9/2017) mengingatkan pemerintah tidak boleh terpaku pada wisman asal China saja.

“Pasalnya, bertumpunya industri pariwisata kepada beberapa pasar saja menyebabkan struktur industri Indonesia menjadi rentan jika terjadi perlambatan ekonomi pada negara penyumbang kunjungan wisman terbesar,” kata Bahar.

Sementara itu data PT Angkasa Pura Bandara Sam Ratulangi Manado per 27 Agustus 2017 menyebutkan jumlah wisman masuk ke Sulut tahun ini sebanyak 51.536 orang. Angka ini meningkat dibanding 2016 atau 2015 lalu.

Bila merinci dari detil daerah kedatangan, hingga pekan ketiga bulan ini, wisman asal Guangzhou masih mendominasi dengan jumlah 17.277 wisatawan, sebagaimana yang dikutip dari manadopostonline.com

Dikutip dari Kompas.com, selama 1 Juli 2016-20 Juli 2017 sudah ada 47.794 wisatawan China yang berkunjung ke Sulawesi Utara. Ditambah pada periode Juni-Juli ada 19 penerbangan dari beberapa kota di China, seperti Changsa, Guangzhou, Wuhan, Sanghai, Shenzen, Chongqing, Chengdu, dan Kunming.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Pemulung informasi dan penyuka fotografi
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com