bar-merah

Masalosot, Karunia Alam Yang Menyembul Dari Dinding Batu

zonautara.com
Warga desa sedang berada di Masalosot, Kumelembuai Satu, Minahasa Selatan. (Foto: zonautara.com/Tonny Rarung)

MINSEL, ZONAUTARA.com – Tebing batu sepanjang sekitar 20 meter itu membentang bagaikan sebuah benteng. Di atasnya tumbuh beberapa pohon. Tingginya dinding batu itu sekitar 10 meter.

Menuju dinding batu di desa Kumelembuai Satu, Kecamatan Kumelembuai, Minahasa Selatan ini, harus menuruni ratusan anak tangga dari beton yang sudah dibangun warga atas bantuan Pemerintah Provinsi Sulut.

Yang menjadikan dinding batu ini istimewa adalah, air yang menyembul dari sela-selanya dan tak pernah berhenti keluar.

“Warga sini menamainya Masalosot, dari bahasa etnis Tountemboan yang secara harfiah artinya air yang keluar dari bebatuan,” jelas Hukum Tua (kepala desa) Kumelembuai Satu, Vendry Mamangkey, saat Tim Zona Utara mendatangi desanya akhir pekan lalu.

Air yang keluar dari batu dengan volume yang cukup banyak itu, sangat jernih dan bersih dan terasa dingin. Udara di sekitar Masalosot pun terasa sejuk, sebab hutan di sekitarnya masih terjaga.

“Kami ingin memproteksi hutan kecil ini agar terus terjaga. Mungkin akan diusahakan semacam peraturan desa,” kata Mamangkey.

Masalosot terletak di sebelah Barat desa yang berhawa sejuk itu. Karena aliran airnya yang cukup banyak, warga di Kumelembuai Satu, menjadikannya sebagai tempat pemandian umum.

zonautara.com
Bocah di Kumelembuai Satu, Minahasa Selatan ini sedang memperhatikan air yang keluar dari batu Masalosot. (Foto: zonautara.com/Tonny Rarung)

Selain itu, sumber air dari mata air alam ini menjadi salah satu sumber utama air bersih di desa penghasil kopra ini.

“Sejauh yang kami tahu, air Masalosot tidak pernah berhenti mengalir sejak desa ini ada dari tahun 1772. Bahkan jika musim kemarau, alirannya menjadi lebih deras,” ujar Mamangkey dengan nada heran.

Karena kejernihan dan dianggap bersih, warga desa tak segan untuk meminum langsung air di Masalosot.

Ada bak penampungan yang sudah didirikan warga untuk menampung air yang keluar dari batu itu. Beberapa pipa juga dipasang serta jaringan pipa ke rumah penduduk desa yang membutuhkan air.

“Ya ini adalah karunia Tuhan yang kami harus jaga bersama,” kata Mamangkey.

 

Editor: Ronny Adolof Buol



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com