MANADO, ZONAUTARA.com – Sesar Saddang sedang bereaksi dan mengakibatkan Mamasa di Sulawesi Barat diguncang gempa sebanyak 79 kali dalam tiga hari terakhir, sejak tanggal 3 hingga 6 November 2018.
“Sesar Saddang membentang dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian tengah. Lalu Sulawesi Selatan bagian selatan, Kota Bulukumba hingga ke Pulau Selayar bagian timur,” jelas PMG Penyelia PGR IV Makassar Berkah Yuniarto seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Berkah, gempa yang bervariasi dari 2-5 SR itu bertitik pusat di Kabupaten Mamasa. Sesar Saddang lebih dominan mempenagruhi aktifitas tektonik di daerah tersebut.
Dalam beberapa waktu terhitung cukup jarang gempa terjadi di wilayah Mamasa. Namun belakangan, sesar Saddang mulai aktif dan menyebabkan gempabumi yang cukup besar dan disertai banyak gempa susulan dengan kekuatan bervariasi.
Gempabumi yang terjadi di Sulbar sebanyak 79 kali tidak menyebabkan tsunami. Dimana lokasi gempabumi berlokasi episenter dan kedalaman hiposenternya bahwa ini adalah gempabumi dangkal.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi BMKG,” tambah Berkah.
Dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa di Mamasa masih terjadi hingga pukul 21:47 tanggal 6 November tadi malam.
BMKG mencatat gempa tadi malam berkekuatan 4,6 SR di kedalaman 10 KM dengan pusat gempa berada di darat 10 km timur laut Mamasa.
Subuh sebelumnya di hari yang sama, gempa berkekuatan 5,5 SR membuat warga berhamburan ke luar rumah. Guncangan gempa terasa hingga ke Mamuju, Polewali Mandar, Majene, Toraja di Sulawesi Selatan.
Editor: Ronny Adolof Buol