Bantuan logistik berkurang, penghuni Huntara menunggu uang jaminan hidup

Ronny Adolof Buol
Penulis Ronny Adolof Buol
Foto: Kabar Sulteng Bangkit



PALU – Penghuni hunian sementara di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, menanti bantuan jatah hidup dari pemerintah. Bantuan jatah hidup itu agar para penyintas bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kordinator huntara Duyu, Buldan, mengatakan, besaran jatah hidup yang akan diberikan pemerintah sebesar Rp. 10.000 per anggota keluarga setiap hari. Bantuan tunai tersebut berasal dari Kementerian Sosial.

“Misalnya kalau satu KK anggota keluarganya ada empat orang, berarti dia dapat Rp40.000 per hari. Itu sudah disampaikan saat kami dapat bantuan beras,” ungkap Buldan, Rabu kemarin.

Menurut Buldan, dengan jatah hidup itu, penyintas bisa membeli kebutuhan dasar sehari-hari seperti untuk makanan. Sebab saat ini bantuan logistik untuk pengungsi telah berkurang dibandingkan saat awal bencana terjadi.

Saat ini, penghuni huntara masih bertahan dengan bantuan logistik yang diberikan pemerintah sepekan lalu.

“Awal saat kami masuk ke huntara dapat bantuan tong sampah, beras, kompor, tabung gas, hingga ember yang berisi peralatan mandi dan cuci,” katanya.

Selain itu, permasalahan lain yang muncul adalah air yang tersedia ternyata kotor dan tidak layak untuk digunakan. Air tersebut mengalir dari bagian pegunungan menggunakan sambungan pipa ke kompleks huntara mereka.

Karena tidak bisa dikonsumsi, kata Buldan, kebutuhan air bersih dalam dua terakhir dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Truk pengangkut air bersih PDAM tersebut setiap hari rutin menyalurkan air bersih di setiap tandon yang tersedia.

“Mulai kemarin sudah ada 2 mobil dari PDAM yang mengisi, sekaligus dari mereka juga yang bersihkan tandonnya,” tutur pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini.

Buldan menambahkan, mereka juga sedang berupaya membangun alat penyaring agar air yang berasal dari pegunungan dapat digunakan oleh para pengungsi di huntara Duyu.

Huntara Duyu ini berdiri tepat di atas lapangan 2 Stadion Gawalise. Hunian sementara ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada 15 Januari lalu. Saat itu pula, 191 keluarga menempati hunian sementara yang dibangun oleh PT. Adhi Karya, Tbk dan Hutama Karya tersebut.

Seminggu pasca diresmikan, pasokan listrik di huntara tersebut telah merata. Untuk satu kamar diberi jatah listrik bertegangan 450 Watt dan gratis selama 2 bulan.[]

Reporter dan foto: Zulrafli Aditya
Editor: Ika Ningtyas



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Pemulung informasi dan penyuka fotografi
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com