ZONAUTARA.com – Facebook berencana akan menghilangkan tombol likes (suka) pada aplikasinya. Secara diam-diam rencana itu telah diujicoba di 7 negara, dimulai dari aplikasi Instagram.
Beberapa negara yang masuk dalam daftar ujicoba itu adalah Selandia Baru, Australia, Brazil, Jepang, Italia dan Irlandia. Sementara Kanada menjadi negara pertama.
Tombol likes baik di Facebook maupun Instagram adalah sebuah tool interaktif antara pemilik account dan netizen. Netizen yang menyukai postingan seseorang dapat mengklik tombol likes yang mengisyaratkan dia menyukai konten itu.
Namun Facebook beranggapan bahwa jumlah likes dapat menyebabkan pengguna iri hati, dengan membanding-bandingkan banyaknya likes yang dimiliki.
Saat seseorang melihat bahwa konten yang dia unggah tidak mendapat banyak likes dibanding konten orang lain, bisa saja dia menganggap dirinya tidak berharga lantaran tidak mendapat perhatian banyak orang.
Facebook mengamati, banyak orang kemudian menghapus kontennya karena tidak mendapat likes sesuai yang diinginkannya.
Ujicoba yang diterapkan di Kanada telah ditanggapi netizen. Beberapa pengguna melaporkan tidak bisa melihat jumlah likes di konten Instagramnya. Mereka cuma bisa melihat jumlah likes dari teman mereka sendiri.
Facebook is working to hide like counts, too!https://t.co/WnUrM12aZg
— Jane Manchun Wong (@wongmjane) September 2, 2019
Tip @Techmeme pic.twitter.com/TdT73wT6A0
Ahli reverse engineering Jane Manchun Wong menemukan prototipe Facebook untuk menyembunyikan jumlah likes pada aplikasi Android media sosial itu.
Ketika dikonfirmasi TechCrunch, Facebook mengonfirmasi kalau mereka memang tengah melakukan pengetesan untuk menghilangkan jumlah likes. Namun, hingga saat ini, fitur tersebut belum tersedia untuk semua pengguna.
Facebook menolak untuk membagikan hasil pengetesan mereka dengan menyembunyikan jumlah likes di Instagram. Mereka juga tak menyebut motif di balik pengetesan ini dan jadwal pengetesan.
Kemungkinan menghilangkan fitur ini akan dilakukan secara bertahap sembari melihat apakah akan berpengaruh buruk pada penurunan pengguna dan iklan mereka.
Editor: Ronny Adolof Buol