ZONAUTARA.com – Presiden Joko Widodo menjanjikan akan membangun lagi sebanyak 4000 BTS (base transceiver station) untuk membantu akses internet di wilayah yang masih terdapat blank spot.
Janji itu disampaikan Presiden menanggapi laporan sejumlah pejabat saat gelar teleconference peresmian Palapa Ring di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/10/2019).
“Mungkin yang paling banyak (kita bangun) di Indonesia Timur, terutama di Papua. Di titik-titik tertentu masih membutuhkan pembangunan BTS,” kata Jokowi.
Usai memberikan sambutan saat peresmian, Jokowi melakukan konferensi video dengan pejabat pemerintah daerah di Merauke (Papua), Sorong (Papua Barat), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), Penajam Paser Utara (Kalimantan Timur), dan Sabang (Nanggroe Aceh Darussalam).
Proyek Palapa Ring yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi ini merupakan bagian dari infrastruktur “Tol Langit” yang menghubungkan 514 kota/kabupaten di Indonesia dengan jaringan serat optik.
Palapa Ring hadir sebagai wujud dari kebijakan afirmatif pemerintah untuk menyediakan internet cepat dan mengurangi kesenjangan digital khususnya di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) yang secara komersial tidak feasible untuk dibangun oleh penyelenggara telekomunikasi.
Palapa Ring sempat terancam hanya sekadar mimpi. Sebab, pembangunannya pernah mangkrak hampir satu dekade sejak diwacanakan pada 2007 lalu. Barulah pada 2015, pemerintah bertekad merealisasikan proyek Palapa Ring.
Backbone
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara akhirnya memulai tender proyek Palapa Ring yang dibagi menjadi tiga paket, yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur.
Palapa Ring Barat meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Natuna), Palapa Ring Tengah mencakup wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud).
Sementara Palapa Ring Timur menjangkau wilayah NTT, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Pada 2016, proyek tersebut mulai dijalankan, dan pembangunannya rampung pada tahun 2019.
Palapa Ring diproyeksikan menjadi tulang punggung sistem telekomunikasi nasional dengan membangun serat optik sepanjang 36.000 kilometer dari barat ke timur Indonesia.
Proyek kabel optik internet terdiri dari 7 lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, serta Maluku dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Harapannya, kabel serat optik ini bisa menjangkau 440 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Kominfo, Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur).
Palapa Ring-Timur akan dibangun sejauh 4.450 Km yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 Km dan land cable sepanjang 600 Km, dengan landing point di 15 titik pada 21 kota/kabupaten.
Kapasitas jaringan kabel optik Palapa Ring mencapai 100 GB dan bisa di-upgrade hingga 160 GB dengan mengusung konsep ring, dua pair (empat core).
Kecepatan
Menurut Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Bambang Noegroho, kecepatan internet Palapa Ring diklaim tembus 40 Mbps, sedangkan upload mencapai 7 Mbps.
Hal itu sesuai dengan uji coba yang dilakukan di jaringan Palapa Ring Tengah pada Januari 2019 lalu.
Kecepatan tersebut merupakan peningkatan dari sebelumnya, saat belum ada Palapa Ring, yang hanya berkisar 2 Mbps. Angka ini diperoleh saat uji coba menggunakan aplikasi Speedtest di Terminal Station Morotai.
Sementara itu di lokasi lain, yakni di sekitar Taman Kota Morotai, kecepatan yang diperoleh berkisar 30 Mbps.
“Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar,” ungkap Bambang waktu itu.
Editor: Ronny Adolof Buol