MANADO, ZONAUTARA.com – Berbagai cara untuk mengatasi penyebaran virus Corona kini menjadi pembahasan di Indonesia bahkan di dunia.
Herd Immunty atau kekebalan tubuh populasi/kelompok pun saat ini menjadi topik yang banyak dibicarakan beberapa waktu belakangan ini.
Namun ternyata, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam keras konsep kebijakan longgar dan herd immunity sebagai salah satu cara untuk mengatasi penyebaran virus Corona.
WHO menekankan, saat ini bukanlah waktu yang tepat bagi manusia untuk berpikir bahwa pandemi virus corona telah membaik.
Menurut Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan, dikutip dari Kumparan, herd immunity adalah sebuah konsep yang buruk dalam menangani wabah. Dia mengatakan, herd immunity sering kali salah dipahami sebagai jawaban dari penanganan wabah.
Selain itu, Ryan menegaskan, sebuah negara tak boleh menerapkan kebijakan longgar dan berpikir bahwa virus corona bakal hilang begitu saja ketika populasinya mencapai kekebalan.
WHO menyebut konsep tersebut sangat berbahaya.
“Manusia bukan herds (sekumpulan ternak),” kata Ryan.
Konsep herd immunity biasanya digunakan untuk menghitung berapa banyak orang yang perlu divaksinasi dan populasi untuk menghasilkan efek itu.
“Jadi saya pikir ide ini memungkinkan negara-negara melakukan kebijakan longgar ini dan tidak melakukan apa-apa, dan secara ajaib tiba-tiba mencapai kekebalan kelompok. Lalu bagaimana jika kita kehilangan beberapa orang tua saat kebijakan ini berjalan? Ini perhitungan yang berbahaya, sangat berbahaya,” jelasnya.
Herd immunity dideskripsikan sebagai kondisi di mana sebuah populasi manusia sudah cukup kebal terhadap penyakit, dan dengan demikian dapat menghambat penyebaran infeksi.
Namun, penerapan konsep herd immunity mendapat kritikan keras dari para ahli kesehatan karena bisa menimbulkan banyak kematian dalam proses mencapai kekebalan tersebut
Editor: Christo Senduk