ZONAUTARA.com – Pandemi Covid-19 memukul segala sektor. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri film dan bioskop. Sejak pandemi, hingga kini belum ada pembukaan kembali bioskop di Indonesia.
Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) akan mendiskusikan izin pembukaan kembali bioskop dengan pelaku industri film.
“Kami bicarakan secara internal, Rabu nanti, apakah akan membuka kembali bioskop atau tidak dengan adanya pengurangan kapasitas. Inginnya kapasitas bisa 50 persen,” ujar Ketua GPBSI Djonny Syafruddin dikutip dari Lokadata.id, Senin (12/10/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengijinkan bioskop di Jakarta beroperasi kembali selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Anies menetapkan PSBB transisi dalam periode 12 Oktober hingga 25 Oktober. Sebelumnya DKI menerapkan PSBB ketat seiring dengan kasus harian corona di ibukota Jakarta itu meningkat.
Meski telah mengijinkan bioskop memutar film di layarnya, namun Anies memberi batasan jumlah penonton hanya 25 persen dari kursi yang ada di bioskop.
“Aktivitas indoor dengan pengaturan tempat duduk secara ketat untuk bioskop di mana jarak antar tempat duduk minimal 1,5 meter,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Minggu (11/10/2020).
Para pengunjung juga dilarang berpindah-pindah tempat duduk meskipun gedung bioskop terlihat kosong. Jam operasional bioskop akan diatur berdasarkan pengajuan teknis dari pengelola gedung.
Namun Djonny menganggap pembatasan 25 persen kapasitas kursi penonton itu perlu dibahas lagi, akan menimbulkan masalah baik bagi produser film maupun pengelola bioskop.
“Jumlah penonton 50 persen memang belum bisa menutup biaya operasional, tapi tetap lebih baik dibandingkan hanya 25 persen,” katanya.
Saat ini, menurut Djonny, ada 100 judul stok film nasional yang belum diputar. Beberapa di antaranya sudah diputar di platform digital. Kemudian film impor baru masuk Indonesia akhir November, sedangkan film lama yang dirilis diyakini Djonny kurang menggaet penonton.
“Pertanyaannya (produser) mau tidak, kasih film dengan kapasitas penonton hanya 25 persen?” ujarnya.
Bioskop juga tidak bisa hanya menayangkan satu judul film dalam sekali buka, sebab akan menimbulkan biaya operasional yang besar. Sejak PSBB diterapkan pada Maret lalu, setiap gedung bioskop mengeluh kerugiaan sekitar Rp 70 juta per bulan, terutama karena beban biaya listrik.
Saat diijinkan beroperasi, pengelola bioskop harus bisa menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa di antaranya adalah mengukur suhu tubuh pengunjung, mengatur lalu lintas ke luar masuk penonton untuk menghindari penumpukan, memberi jarak antar penonton, dan mengusir penonton yang tidak bermasker.