ZONAUTARA.com – Dokter Syamsu Rizal bin Moenif Ahmadi pada 2 Agustus 2020 datang berobat ke Rumah Sakit (RS) Awal Bros Batam. Ia mengeluhkan gejala seperti lazimnya terpapar Covid-19 berupa demam yang disertai batuk dan pilek, disertai dengan sesak napas sejak 31 Juli 2020.
Berdasarkan hasil pemeriksaan intensif, tim dokter menegakkan diagnosis pneumonia dan memutuskan merawat dokter Syamsu di ruang isolasi RS Awal Bros Batam dengan status sebagai pasien probable Covid-19. Ia diduga terpapar virus SARS Cov-2 dalam masa perjalanannya ke Surabaya.
Pada 4 Agustus 2020, dokter Syamsu terkonfirmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan swab tenggorokan. Meskipun para petugas kesehatan telah melakukan yang terbaik di ruang perawatan ICU isolasi, kondisi dokter Syamsu terus menurun.
Ia akhirnya berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu, 8 Agustus 2020, pukul 23.30 WIB, pada usia 50 tahun. Padahal sebelum terpapar Covid-19, dokter Syamsu sempat menjalani proses seleksi untuk menjadi Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib. Nasib buruk membuatnya tidak sempat mendengarkan keputusan akhirnya.
Sebagai dokter senior, dokter Syamsu dikenal aktif dalam organisasi keagamaan dengan menjabat sebagai Direktur RS Baznas Kota Batam. Ia secara rutin dan sukarela menggelar kegiatan sosial kemasyarakatan berupa sunatan massal pada saat anak-anak sekolah libur sekolah. Karena kegiatannya itulah dokter Syamsu dijuluki sebagai Dokter Khitanan Massal .
Pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, ini terakhir bertugas di RSUD Raja Ahmad Tabib, Tanjungpinang. Sebelumnya, beliau mengabdi di wilayah Kabupaten Natuna selama 16 tahun, termasuk pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga .
Melalui laporcovid19, Juramadi Esram, Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga mengungkapkan bahwa dirinya sangat kehilangan sosok sahabat sekaligus rekan kerja yang baik.
“Semasa hidupnya, almarhum juga aktif melakukan banyak aktifitas sosial, selain di Nahdatul Ulama,” tulisnya.
Muhammad Zaenuddin, Ketua PW ISNU Kepulauan Riau (Kepri), turut menulis, secara pribadi maupun sesama aktivis serta Pengurus ISNU Kepri, sangat berduka dan merasa kehilangan sosok yang bersahaja dan low profile namun sangat besar perhatian dan komitmen almarhum untuk umat dan masyarakat, khususnya di bidang sosial keagamaan.
“Semoga kita bisa meneruskan spirit perjuangan beliau,” tulisnya dalam laporcovid19, Minggu, 6 September 2020.