bar-merah

Kisah pendeta Yola melayani jemaat di Talaud saat pandemi Covid-19

zonautara.com
Yolanda Tiara Runsude diteguhkan sebagai pendeta di wilayah kerja Sinode Germita pada 9 Agustus 2020.(Image: koleksi pribadi Yolanda Tiara Runsude)

MANADO, ZONAUTARA.com – Setelah menjalani masa vikaris selama lebih kurang 2 tahun, Yolanda Tiara Runsude diteguhkan sebagai pendeta di wilayah kerja Sinode Gereja Masehi Injili Talaud (Germita) pada 9 Agustus 2020.

Momen itu tentu sangat berarti bagi Yola, sapaan akrabnya, yang berhasil mewujudkan impiannya menjadi pendeta. Selain itu dia, diteguhkan dan melayani jemaat di masa pandemi Covid-19 juga punya kesan menarik.

“Saya adalah pendeta baru di Sinode Germita. Tentunya berbeda dengan peneguhan dan pengurapan pendeta lain, karena di saat saya diteguhkan kehadiran jemaat bahkan tamu undangan hanya dibatasi,” tuturnya.

Meski demikian, dia menyatakan syukur kepada Allah karena semua boleh terlaksana atas kasihNya. Melayani Tuhan harus tetap dijalani dan disyukuri, meskipun banyak tantangan dan pergumulan.

“Karena memikul salib bagi seorang pelayan Tuhan sudah menjadi tanggung jawab saya,” ujarnya.

Setelah diteguhkan sebagai pendeta, Yola mempunyai tanggungjawab yang lebih besar dalam melayani jemaat. Dia kemudian diperharapkan dengan situasi di mana antusiasme yang besar dari jemaat untuk beribadah, sementara ada pembatasan terjadinya pengumpulan massa di satu tempat.

“Setelah beberapa bulan bergumul akibat pandemi Covid- 19, puji Tuhan saat ini bisa beribadah lagi di gereja,” ujar gadis kelahiran Amurang 21 Mei 1995 ini.

Yola menuturkan, jemaat sangat antusias untuk kembali beribadah di gereja karena sudah beberapa bulan jemaat harus beribadah di rumah. Namun dalam pelaksanaan ibadah, tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada.

“Pelaksanaan ibadah gereja dibagi dua sesi. Sesi pertama pukul 05.00 Wita, dan sesi kedua pukul 09.00 Wita,” ujar alumnus Institut Agama Kristen Negeri Manado ini.

Untuk setiap sesi di gereja dihadiri 4 kelompok rumah tangga. Demikian juga dengan ibadah di rumah-rumah jemaat, masih tetap dibagi dalam kelompok-kelompok. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya penumpukan massa di suatu tempat.

“Ini langkah yang dilakukan untuk menunjang pemerintah mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Yola yang melayani di Jemaat Germita Sanggaloma Moronge, Wilayah 07 Lirung, Kabupaten Kepulauan Talaud.

Sejak masih menjadi calon pendeta, Yola sudah melayani jemaat di sana. Banyak suka duka yang dialami, apalagi ketika pandemi Covid-19 mulai mewabah hingga ke wilayah perbatasan Indonesia-Philipina itu.

“Melayani di masa pandemi ini tentu perlu tenaga ekstra, bahkan kita harus tetap sehat, kuat, dan menjaga imunitas tubuh,” ujar alumni Program Sekolah Pluralisme yang diselenggarakan Sinode Am Gereja Sulutteng tahun 2018 ini.

Tantangan pelayanan di masa pandemi ini terasa cukup berat, karena dalam situasi ini jemaat harus tetap dirangkul untuk selalu bersekutu dengan Tuhan. Namun semua itu dijalani Yola dengan penuh suka cita.

“Saya yakin ketika Tuhan telah memilih saya melayani di ladangnya, Tuhan pasti akan terus menuntun dan menyertai khususnya dalam pelayanan di masa-masa pandemi ini,” tutur Yola.

Yola mengatakan, dengan berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 serta didukung dengan perubahan perilaku masyarakat yang menaati protokol kesehatan, diharapkan wabah ini dapat segera berakhir.

Penulis: Yoseph Ikanubun



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com