bar-merah

Prof Mul menghembuskan nafas terakhir sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI

zonautara.com
Prof. Mulyohadi Ali

ZONAUTARA.com – Belum diketahui bagaimana sosok dokter yang bernama lengkap Prof. Dr. dr. Mulyohadi Ali, Sp.FK ini terpapar Covid-19. Pada akhir Juli 2020, ia mengeluh tidak enak badan, demam, dan gula darahnya naik. Meskipun sedang tidak fit, tetapi ia masih mengajar dan mengikuti rapat-rapat, sebelum akhirnya beristirahat di rumah.

Tanggal 29 Juli 2020, beberapa rekan sesama dokter dan staf laboratorium farmakologi FKUB datang menjenguk dan menemukan beliau tengah sakit. Dua hari setelah itu, beliau dirawati di RS Saiful Anwar dengan kondisi yang terus menurun, bahkan ada gagal ginjal akut.

Sempat merasa sehat setelah dua minggu dirawat, Prof Mul, begitu ia akrab dipanggil, menyapa para staf dan rekan kerjanya di laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB).

Malang tak dapat ditolak. Tanggal 16 Agustus 2020 beliau sesak napas berat, masuk ICU dan diintubasi. Sejak hari itu, kondisinya terus menurun dan akhirnya menghembuskan napas terakhir pada 18 Agustus 2020, sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75.

Prof Mul adalah salah satu ahli farmakologi klinis yang dimiliki Indonesia. Putra asli Madura ini lahir di Pamekasan, 6 September 1947, dan sepanjang karirnya berkarya di Universitas Brawijaya, Malang. Di usianya yang 75 tahun, masih aktif berbagi ilmu di bidang farmakologi dasar, farmakologi klinis, serta filsafat ilmu.

Ia menyelesaikan pendidikan dokter di FK UB (1967) dan program doktor bidang farmakologi di FK Universitas Airlangga (1978). Untuk mendalami toksikologi lingkungan, beliau mengambil programpost-doctoral di National University of Singapore (1992) dan spesialis farmakologi di Universitas Airlangga (2007).

Sederet kiprah beliau di dunia akademik dan profesi termasuk Guru Besar Madya (1998), Kepala Laboratorium Farmakologi FK UB (1990-2002), Kepala Laboratorium Sentral Biomedik (1995-2002), Ketua Program Studi S2 UB (2001-2002), Penilai BANPT (2004), Pembantu Dekan I FKUB (2002-2005), anggota KKI (2005-2009), Ketua Tim Adhoc Program Internship Dokter Indonesia (2009-2011), Ketua Komite Internship Dokter Indonesia (2011-2014), Guru Besar Farmakologi (2017), dan berbagai jabatan lainnya.

Prof Mul juga aktif melaksanakan penelitian di bidang farmakologi dan menjadi Guru Besar di FK Universitas Muhammadiyah Dr. Hamka (UHAMKA).

Dokter Heri Munajib, seorang mahasiswa Prof Mul, melalui laporcovid19, mengungkapkan testimoninya. Prof Mul, menurutnya, sangat sabar, telaten, dan tidak pelit ilmu. Bab pembahasan alkohol secara Farmakologi saja beliau sempat bahas hingga ke hukum Islam.

“Kalau saya tidak salah ingat, saya dulu termasuk mahasiswa yang rame dan sering ngobrol di kelas saat kuliah, tapi beliau dengan sabar mengingatkan dan memberikan contoh sehingga yang timbul adalah rasa segan bukan rasa takut kepada dosen,” tulis dokter Heri.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com