Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis dan ditularkan melalui percikan dahak. Kuman ini menyerang paru-paru dan sebagian juga dapat menyerang di luar paru-paru seperti kelenjar getah bening, kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak dan sebagainya.
Adapun beberapa spesies mycobacterium antara lain : M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. leprae dsb. Kuman ini dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA).
Kuman tuberculosis ini dapat cepat mati dengan terkena sinar matahari langsung akan tetapi kuman TB ini dapat bertahan hidup di tempat yang tidak ada sinar matahari atau gelap dan ditempat yang lembab.
Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit infeksius, yang paling utama menyerang parenkim paru. Nama tuberculosis ini berasal dari tuberkel artinya tonjolan kecil dan keras terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi kuman yang ada di dalam paru.
TB paru ini bersifat bisa bertahan lama sekali dan secara khusus ditandai oleh pembentukan granuloma serta menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat di tularkan melalui udara atau seseorang dengan Tb paru aktif lewat batuk, bersin atau bicara.
Tuberkulosis atau biasa disebut dengan TBC merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi kompleks mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan melalui dahak (droplet) oleh penderita tuberculosis kepada individu yang rentan terinfeksi Tb paru ini.
Faktor resiko
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan penyakit tuberculosis sebagai berikut :
- Faktor usia: orang yang lanjut usia serta anak-anak memiliki resiko tinggi untuk terkena tuberculosis karena sistem kekebalan tubuh mereka yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi tuberculosis.
- Status gizi: orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit tuberculosis karena kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologil terhadap penyakit.
- Sistem kekebalan tubuh: sistem kekebalan tubuh yang melemah karena penyakit seperti HIV/AIDS dapat menjadi penyebab mudahnya terkena tuberculosis.
Cara Penularan Tuberculosis
Penyakit tuberculosis biasanya menular melalui udara atau biasa disebut airbone yang tercemar dengan kuman mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita tuberculosis batuk atau bersin. Tempat masuknya kuman tuberculosis melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.
Penderita tuberculosis pada waktu batuk atau bersin menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet atau percikan dahak. Droplet atau percikan dahak yang mengandung kuman tuberculosis dapat bertahan diudara selama beberapa jam.
Seseorang dapat terinfeksi tuberculosis jikalau droplet atau percikan dahak tersebut terhirup ke dalam saluran pernapasan orang tersebut. Bisa juga terjadi secara tidak langsung bila dahak yang dibatukkan jatuh ke lantai atau tanah kemudian mongering dan menyatuh dengan debu, selanjutnya terhisap oleh orang yang sehat dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh karena infeksi tuberculosis dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh.
Gejala dan Tanda
Beberapa gejala seseorang terkena turbekulosis adalah
- Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
- Batuk berdarah
- Sesak nafas
- Badan lemas
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik
- Demam meriang lebih dari 1 bulan
- Batuk dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah
Pencegahan Turbekulosis
- Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar
- Menghindari kontak dengan penderita penyakit TBC aktif
- Menerapkan etika batuk
- Peningkatan daya tahan tubuh
- Penerapan pencegahan serta pengendalian infeksi TBC di fasilitas pelayanan kesehatan serta di luar fasilitas pelayanan kesehatan
Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi :
a. Promosi kesehatan. Dalam penyuluhan dengan melibatkan pasien dan masyarakat dalam kampaye advokasi, penyuluhan rencana infeksi, koleksi dahak aman, penyuluhan etika batuk dan batuk higenis, penyuluhan pasien TB triase dilakukan untuk saluran cepat atau pemisahan, penyuluhan mendiagnosis TB dengan cepat serta pengobatan, meningkatkan ventilasi udara kamar, melindungi pekerja perawat kesehatan, pengembangan kapasitas serta memonitor praktek pengendalian infeksi.
b. Proteksi spesifik. Melakukan vaksinasi BCG atau bacillus calmette guerin secara signifikan agar bisa mengurangi resiko TB serta penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja yang beresiko terkena TB, melakukan terapi pencegahan isoniazid (IPT) dan terapi antiretroviral (ART) untuk orang-orang dengan penyakit HIV.
Pencegahan Sekunder
a. Deteksi dini
Skrining atau penemuan kasus baru yang benar-benar positif TB dengan melakukan pemeriksaan dahak. Melakukan diagnosis TB paru dengan memeriksa semua suspek atau dicurigai TB dengan diperiksa 3 spesimen dahak dalam 2 hari, diagnosis TB ekstra paru dengan gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB. Diagnosis TB pada orang dengan HIV AIDS (ODHA)
- TB Paru BTA Positif yaitu minimal satu hasil pemeriksaan dahak positif
- TB Paru BTA negative yaitu hasil pemeriksaan dahak negative dan gambaran klinis dan radiologi mendukung Tb atau BTA negative dengan hasil kultur TB positif.
- TB ekstra paru pada ODHA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis bakteriologis atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena
b. Pengobatan Tepat
Pencegahan sekunder dilakukan dengan pengobatan tepat. Pengobatan untuk penyakit TB dengan mengonsumsi obat kombinasi pada orang dengan TB aktif dengan jadwal dosis pada anak-anak dan remaja dengan TB aktif yang tepat, jadwal dosis pada orang dewasa dengan TB aktif yang tepat, lama pengobatan pada orang dewasa dengan TB paru aktif yang benar, lama pengobatan pada anak-anak dan remaja dengan TB paru aktif dengan benar, lama pengobatan pada penderita TB paru aktif dengan benar.
Pencegahan Tersier
a. Pencegahan ketidakmampuan. Penggunaan kortikosteroid tambahan pada pengobatan TB aktif, penggunaan operasi tambahan pada orang dengan TB aktif serta pengobatan TB aktif pada orang dengan penyakit penyerta atau kondisi co-ada.
b. Pasien paru BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2 bila masih positif TB maka hentikan pengobatan dan rujuk ke layanan TB-MDR
Referensi
1. https://books.google.co.id/books?id=lvnIWlW9iJEC&printsec=frontcover&dq=tuberkulosis+paru&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwimk9CipKnsAhX3ILcAHTCfBdQ4ChDoATABegQIBxAC#v=onepage&q=tuberkulosis%20paru&f=false
2. https://books.google.co.id/books?id=Q4OGDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=tuberkulosis+paru&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiEsruMxKnsAhUf_XMBHco0Bxs4ChDoATAEegQIBRAC#v=onepage&q=tuberkulosis%20paru&f=false
3. https://books.google.co.id/books?id=VhqtZDjoD90C&pg=PA53&dq=faktor+resiko+tb+paru&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwix0NKMyqnsAhWW63MBHcrWCXIQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=faktor%20resiko%20tb%20paru&f=false
4. https://dinkes.pasuruankab.go.id/berita-artikel-tb.html
5. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1362/4/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiaq_TT2KnsAhWFSH0KHSwQAG4QFjAMegQICRAB&usg=AOvVaw3cvQ2sFlBOs-AWRNMbGORn&cshid=1602321646347
6. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis-2018.pdf&ved=2ahUKEwil_JXU2ansAhXMxzgGHQoIDVY4ChAWMAN6BAgHEAE&usg=AOvVaw1uXfaogQl0DUoDXhsq4xiT
7. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/7dd8c3551162ec61484b70bcc2fcc999.pdf&ved=2ahUKEwigrfju1sPsAhWObysKHajvBaMQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0j-mGEMz62bum6By5_yuCN
Penulis: Felani Felisia Dalope
Penulis adalah mahasiswa semester 3 Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado