bar-merah

Sebelum meninggal, dokter Elianna Widiastuti bersama keluarganya terinfeksi Covid-19

zonautara.com
Elianna Widiastuti.(Image: laporcovid19.org)

ZONAUTARA.com – Dokter Elianna Widiastuti bertugas sebagai dokter dan Ketua Tim Gugus Covid-19 di Puskemas Halmahera, Semarang, Jawa Tengah. Tugas tersebut membuatnya rentan dan kemudian terpapar Covid-19.

Dokter Elianna pada awal bulan Mei 2020 mendapatkan hasil rapid test reaktif. Sehingga saat mengikuti proses pemakaman ayahnya, Soewardi, yang meninggal pada 28 Juni 2020. Almarhumah sebenarnya sudah terinfeksi virus Covid-19.

Dokter Eliana sudah merasakan kurang enak badan, tidak nafsu makan, dan demam. Kondisi sakit ini pun dialami oleh almarhumah hingga akhir bulan Mei dan awal Juni, banyak anggota keluarga almarhumah yang juga sakit.

Pada tanggal 19 Juni 2020, dokter Elianna mengalami kondisi penurunan fisik yang lumayan drastis. Ia mengeluh sakit di dada, sesak nafas, gangguan penciuman, dan penurunan pengecapan tetapi tetap memaksakan diri untuk bekerja. Walaupun dengan kondisi demikian, beliau tetap bertugas melayani pasien ODP di hari berikutnya, 20 Juni 2020.

Di hari yang sama, beliau juga mengantarkan ayahnya yang berstatus PDP ke RS PW Citarum. Namun sayangnya, pada hari Minggu 28 Juni 2020, sang ayah meninggal dunia.

Almarhumah dokter Elianna mengeluh sakit di dada, sesak nafas, hingga pingsan setelah proses pemakaman dan langsung melakukan pemeriksaan serta perawatan di Rumah Sakit Roesmani, Semarang. Di hari yang sama, dokter Elianna meninggal dunia akibat tertular virus corona di RS Roemani, menurut hasil rapid test.

Almarhumah dokter Elianna dimakamkan berdasarkan protokol Covid-19. Testing dengan metode swab dilakukan pada tanggal 30 Juni 2020 terhadap 12 anggota keluarga almarhumah. Dari hasil test tersebut, dinyatakan 8 orang positif, 4 anggota negatif dan 1 anggota wafat, yakni adik almarhum dokter Elianna, dokter Sang Aji.

Terlihat dari laman Facebook milik almarhumah dokter Elianna, beliau tak jarang mengampanyekan bahaya penularan HIV/AIDS serta mengajak masyarakat untuk berhentimemberikan stigma terhadap penyintas HIV/AIDS dengan menunggah artikel mengenai isu tersebut di laman Facebooknya.

Adiknya, dokter Sang Aji Widi Aneswara juga merupakan dokter yang juga merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Roemani Semarang dan pernah bertugas di rumah dinas Walikota Semarang yang menjadi lokasi karantina pasien Covid-19.

Dokter Elianna dan dokter Sang Aji merupakan kakak beradik yang berperan besar dalam menyelamatkan jiwa penduduk Semarang yang beresiko terinfeksi virus Covid-19. Namun peran yang mulia tersebut tidak dapat dilakoni kembali oleh dokter Sang Aji yang terpapar Covid-19 dan dirawat pada 1 Juli 2020 dan meninggal pada Senin 6 Juli 20201.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com