MANADO, ZONAUTARA.com – Meski di tengah situasi pandemi Covid-19 PT Angkasa Pura I (AP I) terus menggenjot pekerjaan proyek perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi Manado. Hingga 13 Desember 2020, tercatat progress pembangunannya telah mencapai 78,8 persen.
Ugik Sugiarta, Project Manager Adhi Karya selaku pelaksana proyek perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado mengatakan, proyek yang tengah berjalan ini akan meningkatkan kapasitas bandara menjadi dua kali lipat.
Terminal penumpang yang sebelumnya memiliki luas 26.481 meter persegi dengan kapasitas hanya 2,6 juta penumpang per tahun, akan diperluas menjadi 57.296 meter persegi dengan kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun. Penyelesaian proyek Bandara Sam Ratulangi ini rencananya dijadwalkan akan selesai pada bulan Maret 2021.
“Adanya pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak pada penyelesaian proyek bandara yang akhirnya terpaksa harus dijadwalkan ulang. Kami harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan kondisi saat ini dalam setiap pelaksanaan pekerjaan proyek,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 juga menjadi kendala teknis seperti adanya keterlambatan untuk mendatangkan material, alat, dan uji material.
“Iya, karena adanya kebijakan pembatasan dari negara asal, karena sebagian besar alat dikirimkan langsung dari luar negeri,” kata Ugik.
General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggus ET Gandeguai, berharap dengan adanya penjadwalan ulang tersebut proyek perluasan bandara bisa kembali berjalan lancar. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Kami tidak menginginkan terciptanya klaster dalam pembangunan perluasan bandara ini. Untuk itu pekerjaan harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan,” kata Minggus.
Dia juga berharap pekerjaan bisa selesai sesuai jadawal sehingga Bandara Sam Ratulangi Manado dapat segera menyambut para pengguna jasa dengan konsep baru yang lebih modern namun tetap menonjolkan nuansa daerah dalam ornamen yang ada di dalam bandara.
Adapun sentuhan daerah akan nampak di berbagai sudut bandara, seperti pada area check-in yang memiliki ornamen berupa pohon kelapa dan berbagai sudut lainnya yang menampilkan nuansa tradisional berupa batik Tarawesan Pareday dan Bentenan dari Sulawesi Utara (Sulut).
Dalam jangka panjang, terangnya, potensi pertumbuhan industri pariwisata Sulut optimis akan tumbuh cukup tinggi. Oleh karena itu, sejak ground breaking atau peletakan batu pertama pada 9 Maret 2020, pihaknya tetap berupaya terus mengerjakan proyek perluasan bandara ini dengan menerapkan beberapa penyesuaian.
“Perluasan terminal ini juga dapat segera mendukung pariwisata daerah dan pengembangan pariwisata Likupang, salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Sulut,” kata Minggus.
Penulis: Asrar Yusuf/beritakawanua.com
Wajah baru terminal penumpang Bandara Sam Ratulangi Manado.(Foto: istimewa)