ZONAUTARA.com – Cuaca buruk melanda wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dalam dua hari terakhir. Cuaca buruk tersebut diikuti dengan tingginya gelombang serta tiupan angin kencang yang beresiko bagi nelayan dan pelayaran.
Seorang nelayan di Sangihe pun dilaporkan hilang pada Jumat (16/7/2021) karena hantaman gelombang tinggi. Laporan hilangnya nelayan tersebut diterima UPT Pos SAR Tahuna pada Sabtu (17/7).
“Kejadiannya di pulau Buang. Saksi mata melihat korban sewaktu berpapasan mencari ikan di sekitar pulau Buang. Menurut keterangan saksi mata, cuaca pada pagi hingga siang hari masih bagus, namun tiba-tiba selepas pukul 14, angin kencang disertai ombak tinggi datang,” kata Staff Humas Basarnas Manado, Fery Ardianto, Sabtu (17/7).
Menurut keterangan saksi mata, dia melihat nelayan atas nama Martianus Natingkase tersebut terakhir kali sekitar pukul 13.00 di dekat pulau Buang.
Korban diketahui berasal dari desa Nanusa Kecamatan Nusa Tabukan, Sangihe. Korban kesehariannya mencari ikan, dan biasanya pulang sekitar pukul 17.00. Namun hingga malam korban belum juga pulang.
Masyarakat setempat mencoba melaksanakan pencarian secara mandiri di sekitar pulau Buang hingga pukul 22.00, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Atas laporan tersebut, Kepala Kantor Basarnas Manado Suhri Sinaga memerintahkan anggota di Pos SAR Tahuna untuk bergerak cepat dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
Tim Sar Gabungan dari Basarnas, Polairud dan masyarakat setempat kemudian melaksanakan pencarian di sekitar pulau Bbang, dari lokasi perkiraan saksi mata terakhir kali bertemu korban, yakni seluas 9 mill pencarian yang dibagi dalam beberapa tim, tujuannya untuk mempercepat penemuan korban.
Pencarian yang dilakukan hingga sore ini belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan pada besok hari.
“Kami selalu mengimbau kepada anggota SAR yang melaksanakan operasi pencarian orang hilang di laut agar selalu mengutamakan keselamatan seperti life jacket, mengingat saat ini gelombang laut masih tinggi,” ujar Sinaga.
Menurutnya setiap melakukan pencarian di laut, anggota SAR harus jeli melihat kanan kiri agar mempercepat penemuan korban. Dan jika bertemu nelayan lainnya agar dikoordinasikan apabila melihat tanda-tanda keberadaan korban.