ZONAUTARA.COM – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Pacitan di Jawa Timur merupakan wilayah yang letaknya dekat dengan teluk yang mampu mengumpulkan gelombang tinggi. Selain itu Pacitan juga cenderung dekat dengan letak episentrum gempa.
Hal tersebut disampaikan oleh Dwikorita saat memaparkan kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami di Pacitan.
Pacitan yang kini masuk ke dalam zona merah kemungkinan dapat mengalami gempa dan tsunami yang tingginya mencapai 25 hingga 28 meter.
“Misalnya peta daerah Pacitan, Jawa Timur, warna merah menunjukkan gelombang tinggi 10-14 meter, semakin merah semakin tinggi pula gelombang. Warna kuning berarti gelombang 2-3 meter, serta warna hijau gelombang setengah meter,” ujar Dwikorita seperti diberitakan Antara pada Senin lalu (21/7).
Kendati demikian, Dwikorita tidak menjelaskan secara rinci kapan perkiraan waktu bencana tersebut dapat terjadi.
Dalam ungkapannya Dwikorita hanya menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan pada lokasi Pacitan.
Ada 10 kajian ilmiah terkait prediksi bencana yang dijabarkan dalam sebuah peta. Ada tiga warna yang digunakan, yakni merah, kuning dan hijau.
Di peta Kabupaten Pacitan, akses jalur merah menuju hijau paling cepat melalui sungai yang mengalir. Akan tetapi, jika terjadi tsunami, sungai yang ada berpotensi menambah dampak kerusakan wilayah.
Menurutnya perlu ada jalur untuk mengumpulkan penduduk di wilayah jalur merah agar dapat dievakuasi ke jalur hijau ketika bencana terjadi di Pacitan.
Dwikorita lalu meminta semua pihak, termasuk juga Kementerian Sosial untuk mewaspadai prediksi bencana di Pacitan. Kesiapsiagaan perlu dilakukan, seperti mempelajari kearifan lokal untuk memudahkan evakuasi, tidak meremehkan perkiraan BMKG, dan memahami kebutuhan penduduk saat terjadi bencana.
“Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bu Mensos terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana yang begitu strategis, serta juga perlu mempersiapkan bangunan yang dirancang tahan guncangan gempa hingga magnitudo 8,7,” kata dia.
Mensos Tri Rismaharini lalu meminta jajarannya untuk tidak menganggap sepele prediksi bencana besar yang dikeluarkan BMKG. Menurutnya, kesiapsiagaan dan langkah antisipatif harus dilakukan.
Risma juga mengingatkan agar masyarakat tidak baik dengan peringatan yang disampaikan oleh BMKG. Risma mewanti-wanti masyarakat agar tidak kembali terulang kejadian gempa seperti di Palu.
“Karena itu, jangan sampai terjadi, tolong segera dilakukan langkah antisipatif,” tandas Risma.