bar-merah

Setelah pasien isoman sembuh, paket bantuan obat baru datang

Sumber : Freepik

ZONAUTARA.COM – Meski telah mengikuti prosedur sesuai ketentuan yang diinformasikan, beberapa pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (isoman) tak kunjung menerima obat gratis yang dijanjikan pemerintah.

Beberapa diantaranya tak kunjung menerima pemberitahuan melalui WhatsApp, sedangkan sisanya justru menerima obat setelah dinyatakan negatif. Hal tersebut terjadi meski beberapa pasien yang mengadu telah melakukan tes PCR di laboratorium maupun klinik yang berafiliasi.

Salah seorang pasien tersebut bernama Febrian, berdomisili di Bekasi, Jawa Barat. Setelah mengisi formulir di layanan Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar), Febrian harus menunggu beberapa pekan hingga obatnya datang

Setelah datang, paket obat yang didapat ternyata hanya Vitamin C sebanyak 4 strip.

Hal tersebut dikeluhkan oleh Febrian. Selain itu, Febrian juga berkisah bahwa dirinya mendaftar di Pikobar pada tanggal 8 Juli, sedangkan paket baru ia terima tanggal 22 Juli.

Awalnya, Fahrian mengalami gejala kehilangan kemampuan mencium (anosmia), flu, dan demam. Menurutnya, gejala yang ia alami termasuk ringan lantaran ia sudah menerima vaksin COVID-19.

Setelah dinyatakan positif, Fahrian langsung mengisi form Pikobar, mengikuti informasi dari orang-orang sekitar terkait kiriman obat gratis. Namun paket tak kunjung sampai, kondisi fisiknya malah membaik.

Pada Selasa (20/7/2021), Fahrian dinyatakan negatif COVID-19, sementara paket vitamin baru tiba kemarin, Kamis (22/7/2021). Itu pun hanya vitamin tanpa obat.

“(Sekarang) sudah tes lagi dan hasilnya negatif. Tapi masih masa pemulihan karena masih anosmia. Penciuman dan lidah perasa masih belum berfungsi. Stamina juga masih belum pulih, gampang capek,” imbuhnya.

Tak menunggu kiriman paket pemerintah, Fahrian sudah lebih dulu mengonsumsi suplemen vitamin yang ia suplai sendiri.

“Nggak apa-apa, (vitamin dari pemerintah) disimpan saja. Buat stok,” pungkasnya.

Pengalaman lainnya dialami oleh Alief, pria asal Depok, Jawa Barat. Tak kunjung menerima notifikasi WhatsApp dari Kemenkes meski sudah PCR di laboratorium berafiliasi, Alief berinisiatif mengisi form Pikobar pada 16 Juli 2021. Ia berharap, bisa dapat obat dan vitamin lantaran ia mengalami gejala demam, pusing, dan pegal-pegal

Namun sama seperti Fahrian, Alief hanya menerima kiriman vitamin tanpa obat pada 20 Juli 2021. Paket tersebut berisi 4 strip vitamin.

“Ya aku sih berharapnya di dalam paket obat itu ada obat. Walaupun memang belakangan, katanya (obat) nggak terlalu penting. Bahkan teman dan dokter di komplek aku juga bilang, oseltamivir nggak terlalu penting,” beber Alief dikutip dari detikcom, Kamis (22/7/2021).

“Cuma kan sebagai pasien yang baru terpapar, pada saat itu panik nih. Obat mana saja yang boleh,” sambungnya.

Kini, kondisi keduanya telah membaik meski belum sempat mengonsumsi vitamin yang dikirimkan oleh pemerintah. Keduanya saat ini masih dalam proses pemulihan.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com