ZONAUTARA.COM – Pemotongan bantuan sosial (bansos) sebesar Rp100 ribu dikabarkan terjadi di Desa Kurniabakti Kabupaten Tasikmalaya.
Hal tersebut selanjutnya dibantah oleh Cece Permana selaku Kepala Desa (Kades). Dirinya menegaskan bahwa tidak ada perintah atau instruksi untuk melakukan pemotongan tersebut.
Cece juga menyebutkan bahwa dirinya bangga dengan kondisi di lapangan yang masyarakatnya dewasa, terutama masyarakat yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
“Kondisi di lapangan justru membuat kami bangga karena kedewasaan masyarakat terutama penerima BST untuk berbagi,” tambah Cece di Kantornya, Kamis (5/8).
Dia menyebut uang yang terkumpul dari pemotongan BST sebesar Rp 3 juta. Uang tersebut, kata dia, kemudian dibagikan lagi kepada warga yang tidak masuk daftar penerima BST. Masing-masing warga mendapat bagian Rp 50 ribu.
Jumlah penerima BST hanya lima puluh orang per satu kedusunan, sementara warga yang berhak dibantu lebih dari seratus kepala keluarga.
“50 penerima BST di satu kedusunan sementara jumlah penduduk ada 600 jiwa. Sementara yang berhak menerima bantuan dan tidak terdaftar ada ratusan. Memang mereka sebagian ada yang dapat bantuan dari pos lain seperti provinsi, presiden dan lainnya,” ucap Cece.
Diberitakan sebelumnya, Puluhan warga Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya alami pemotongan BST. Sedikitnya terdapat 30 orang penerima BST alami pemotongan Rp 100 ribu. Mereka hanya menerima Rp 500 ribu dari seharusnya Rp 600 ribu setiap pencairan.
“Nerima sudah dua kali pak bulan kemarin sama bulan ini. Diambil seratus ribu di sini di RW sini. Lima ratus ribunya buat kami. Seratus ribunya untuk dikumpulkan dan dibagikan lagi ke warga lain yang belum masuk daftar Penerima BST,” ucap Yuyu, salah seorang penerima BST di rumahnya, Rabu (04/08/21).
Sedang warga yang lain melaporkan bahwa hal tersebut dilakukan oleh pihak RT dan RW setempat.
“Dikumpulinnya di sini di ka-RW-an,” tandas Titin, warga lainnya.