Riset: Selama pandemi Covid-19, metode pengajaran yang berbeda mempengaruhi siklus tidur siswa

Dalam penelitian ini, meski siswa memiliki waktu mulai sekolah yang sama, lebih banyak siswa dengan kursus online mendapatkan waktu tidur yang cukup daripada siswa yang sekolah secara offline.

Kontributor
Penulis:
Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.com – Tidur merupakan elemen penting yang dibutuhkan manusia. Ada atau tidaknya pandemi, tidur merupakan kebutuhan yang tak terelakkan. Tidur yang cukup bahkan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun, bagaimana dengan metode pengajaran daring dan pengaruhnya pada siklus tidur siswa?

Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Sleep dengan judul Changing school start times: impact on sleep in primary and secondary school students menjelaskan bagaimana hubungan antara jadwal sekolah dan waktu tidur bagi siswa.

Penelitian dilakukan pada siswa yang ada di AS. Di sana, metode pengajaran semenjak adanya Covid-19 berbeda-beda tergantung masing-masing sekolah. Beberapa memberi instruksi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar daring tanpa kelas langsung, beberapa sekolah lainnya mempertahankan pengajaran langsung di gedung sekolah. Beberapa masing menerapkan keduanya.

Penelitian dilakukan dari 14 Oktober hingga 26 November 2020. Peneliti meneliti remaja AS yang sedang berada di bangku sekolah kelas 6-12. Peneliti memeriksa hubungan antara pendekatan pembelajaran, waktu mulai sekolah, dan waktu tidur selama pandemic Covid-19.

Pada penelitian ini, sebanyak 5.245 murid memilih salah satu dari tiga pendekatan. Yaitu sekolah offline tatap muka, yang kedua online dengan instruksi dan jadwal tetap dari guru, yang ketiga online, namun tanpa instruksi dan jadwal tetap dari guru.


Untuk siswa yang memilih pembelajaran tatap muka, 20,4% siswa sekolah menengah pertama dan 37,2% siswa sekolah menengah atas melaporkan mendapatkan tidur yang cukup (setidaknya 9 jam untuk sekolah menengah pertama dan setidaknya 8 jam untuk sekolah menengah atas).

Untuk siswa yang mengikuti kelas online, 38,7% siswa sekolah menengah pertama dan 56,9% siswa sekolah menengah atas melaporkan cukup tidur. Tetapi lebih dari 62% siswa sekolah menengah pertama dan lebih dari 81% siswa sekolah menengah atas yang mengambil kursus online tanpa kelas langsung melaporkan cukup tidur.

Siswa tidur lebih banyak jika memiliki waktu jam mulai ke sekolah lebih lambat. Namun dalam penelitian ini, meski siswa memiliki waktu mulai sekolah yang sama, lebih banyak siswa dengan kursus online mendapatkan waktu tidur yang cukup daripada siswa yang sekolah secara offline.

Hal ini terjadi karena siswa membutuhkan waktu untuk melakukan transportasi dan persiapan menuju sekolah, sehingga siswa yang berangkat sekolah luring bangun lebih cepat. Dengan demikian, mereka tidur lebih sedikit.

Mengutip dari sciencetoday.com, Lisa Meltzer, penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa pola tidur yang tidak konsisten maupun kondisi kurang tidur dapat memiliki efek negatif bagi siswa.

“Sehingga penting bagi pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan waktu mulai sekolah dan variabel tidur untuk siswa agar semua berjalan optimal,” ungkapnya.  

Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com