bar-merah

5 Faktor ini dapat mempengaruhi “well-being” saat pandemi

Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.comWell-being dapat dimaknai sebagai kesejahteraan. Menurut APA Dictionary of Psychology, well being sendiri merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang dinamis. Seseorang dapat mencapai well being-nya ketika mengalami kebahagiaan, kepuasan, dan sehat secara mental dan fisiknya.

Selama pandemi, Covid-19 telah menimbulkan segudang konsekuensi bagi banyak bidang dan well being secara global. Kita perlu memahami bagaimana well being telah bergeser selama pandemi.

Meski vaksin telah diedarkan, namun kapan kita dapat hidup kembali normal pun masih tidak jelas. Virus Covid juga tak bisa serta merta hilang dari bumi.

Mengutip dari worldhappiness.report, mereka memaparkan bagaimana pandemi Covid-19 berdampak pada well being seseorang dan hubungan sosial secara keseluruhan.

Saat menghadapi pandemi, terdapat faktor positif dan faktor negatif. Untuk faktor positif, terdapat lima hal yang dapat mempengaruhi well being anda.

  • Faktor Psikologi

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kepribadian dapat mengarahkan diri dari meningkatkan well being kearah yang baik selama pandemi. Sebuah studi menanggapi survey yang mengatakan bahwa orang dengan kepribadian ekstrovert dikaitkan secara negatif akibat adanya peraturan jaga jarak dan karantina.

Namun seiring dengan aturan jaga jarak ada, orang dengan kepribadian ekstrovert lebih banyak mendapat well being secara positif. Hal tersebut terjadi karena di tengah pandemi, mereka melibatkan diri dengan aktivitas virtual seperti komunitas darin, dan lain-lain.

Selain itu, beberapa karakteristik psikologi yang lain juga diteliti pada 878 orang dewasa di Spanyol saat adanya pembatasan jarak. Hasilnya, terdapat hubungan signifikan antara rasa syukur, ketahanan, dan fungsi keluarga yang baik dengan well being selama pandemi.

  • Faktor sosial

Selain faktor psikologis, faktor sosial juga terbukti melindungi well being selama pandemi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan saling membantu dan peduli dengan sesama.

  • Penggunaan waktu

Penggunaan waktu untuk media sosial ketika pandemi banyak yang mengasosiasikannya pada dampak buruk. Namun hal ini juga dapat berdampak positif pada well being. Sosial media terbukti dilakukan untuk mengekspresikan emosi dan dapat mengatasi kesulitan untuk mengatasi ketakutan dan trauma.

Penggunaan waktu untuk olahraga dan melakukan aktivitas fisik pun berpengaruh pada peningkatan well being seseorang. Banyak penelitian lain menunjukkan bahwa berolahraga selama pandemi memprediksi kesejahteraan yang lebih tinggi

  • Faktor tak langsung

Faktor tidak langsung juga mengikuti faktor yang lain untuk memberi dampak positif terhadap bertumbuhnya well being. Salah satunya yaitu usia yang lebih tua dapat melindungi well being selama pandemi.

  • Demografi

Pada faktor ini, lebih banyak bukti yang menunjukkan lebih banyak faktor risiko well being yang lebih buruk. Dalam faktor ini, masih diperlukan lebih banyak penelitian apakah faktor demografis lain, selain usia, dapat mempengaruhi well being selama pandemi.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com