bar-merah

8 karakter yang dapat dibangun melalui konversasi

Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.com – Saat ini, keberadaan teknologi memang telah mereduksi kegiatan interaksi tatap muka. Selain dampak negatif dari kesehatan fisik dan mental akibat semakin maraknya komunikasi online, hal ini juga berdampak pada penurunan karakter kita.

Karakter tak hanya dapat dikembangkan dan ditempa secara eksklusif. Karakter juga sebetulnya dapat dikembangkan dalam aktivitas sederhana yang bisa kita lakukan sehari-hari, terutama dalam membangun konversasi. Melakukan obrolan tatap muka dapat membangun karakter seseorang.

Berikut ini merupakan karakter yang dapat dibangun melalui percakapan secara tatap muka.

1. Fokus

Saat membangun obrolan dengan orang lain, anda dituntut untuk fokus dengan topik obrolannya, yang sekaligus menganalisis dengan cepat topik dan redaksi dalam suatu obrolan. Jika tidak fokus, obrolan jadi ke mana-mana dan tak akan menemukan titik terang.

2. Kontrol diri

Kita tak hanya berdiam diri saat melakukan percakapan bukan? Anda perlu untuk mengontrol bahasa tubuh, emosi, ekspresi, dan lain-lain. Kontrol diri ini akan terbentuk perlahan-lahan ketika kita banyak mengobrol dengan orang lain.

3. Self-awareness

Kita memang paling mudah untuk menilai diri sendiri. Menganggap diri paling percaya diri, keren, dan menawan. Kita selalu sibuk dengan diri sendiri.

Ketika kita mengobrol dengan orang lain, ada kalanya akan membuat kita berpikir bahwa kita tidak seperti apa yang kita pikirkan. Banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki di masa depan.

4. Melatih jiwa yang tenang

Konversasi yang baik juga menuntut kita untuk memiliki jiwa yang tenang dan tidak bereaksi gegabah. Ketika membangun obrolan, tentu lebih baik untuk bersikap tenang agar tidak meningkatkan anxiety dan grogi.

5. Rendah hati

Percakapan dengan orang lain dilakukan dua arah dan saling menghargai. Obrolan yang baik tidak menempatkan salah satu pihak di atas yang lain dan bersifat narsis. Rendah hati diperlukan agar obrolan dapat berkembang aktif hingga akhir.

6. Kemampuan observasi

Saat berbagi cerita, kita pasti akan melakukan beberapa observasi dan analisis layaknya seorang detektif yang sedang menyelesaikan kasusnya.

7. Rasa penasaran dan pikiran terbuka

Rasa penasaran dan berpikiran terbuka dapat dilatih dengan mengobrol lebih banyak dengan orang lain. Semakin banyak percakapan yang dibentuk, maka kita akan merasa makin banyak hal-hal yang tak kita ketahui. Dan hal ini akan memancing rasa penasaran terhadao hal-hal baru.

8. Kemampuan dalam mempengaruhi orang lain

Bercerita dan menerima cerita tak hanya berfungsi sebagai media untuk melakukan pertikaran informasi saja, namun juga salah satu media untuk mempengaruhi orang lain terhadap suatu pendapat.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com