ZONAUTARA.com — Keberadaan air di bulan memang sudah diamati oleh banyak ilmuwan. Dari mulai berbentuk es, air dalam tanah, hingga penemuan terbaru, yaitu, air di permukaan bulan yang disinari matahari.
Pengamatan tentang keberadaan es di bulan telah dilakukan sejak tahun 1990-an. Namun, pengamatan tersebut tidak bisa serta-merta memastikan tanda adanya air (H2) atau hidroksil yang merupakan oksigen yang terikat dengan hydrogen. Baru pada tahun 2018, es pertama kali ditemukan di daerah kutub bulan oleh para ilmuwan.
Temuan terbaru
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa air, tak hanya hidroksil, ada di permukaan bulan yang diterangi matahari untuk pertama kalinya pada Oktober tahun 2020.
Molekul air tersebut ditemukan di Kawah Clavius, salah satu kawah terbesar yang terlihat dari bumi di bulan. Dilansir dari akun twitter official NASA, menyebutkan bahwa penemuan ini menunjukkan bahwa air dapat didistribusikan ke seluruh permukaan bulan, dan tidak terbatas pada tempat yang dingin dan teduh.
Penemuan tersebut diabadikan dalam jurnal yang berjudul Molecular water detected on the sunlit Moon by SOFIA. Para peneliti memeriksa permukaan bulan tersebut dengan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA).
Observatorium udara ini dipasang pada pesawat SOFIA Boeing 747, yang terbang hingga ketinggian 45 ribu kaki. SOFIA mengamati dua lokasi, yaitu, di dekat ekuator bulan dan di dekat kawah Clavius. Dan yang mengejutkan, peneliti mengamati sinyal cahaya yang hanya bisa berasal dari molekul air.
Namun, air yang ditemukan tak sebanyak apa yang anda bayangkan. Pengamatan menunjukkan bahwa satu meter kubik permukaan bulan, hanya mengandung air dengan konsentrasi 100 hingga 412 bagian per juta. Setara dengan sebotol air berukuran 12 ons.
Di bagian lain permukaan bulan juga ditemukan kandungan air yang berpotensi lebih banyak dari temuan sebelumnya di daerah kutub bulan. Namun, area ini tertutup bayangan secara permanen. Padahal, di sinilah air dapat tetap beku selama jutaan tahun.
Temuan air di bulan dari tahun ke tahun ini merupakan temuan yang sangat berharga. Karena aksesibilitas air tidak hanya memudahkan astronot untuk mendapatkan air minum, namun juga dapat memungkinkan mereka menciptakan bahan bakar tenaga roket.
Jika sumber daya air di bulan bisa dimanfaatkan, maka para astronot tak perlu repot-repot membawa banyak air, dan dapat diganti dengan peralatan yang menunjang penemuan-penemuan baru lainnya.