ZONAUTARA.com – Sebuah penelitian menemukan bahwa generasi X saat ini lebih stres daripada kelompok usia lainnya. Bahkan jauh lebih stres daripada 30 tahun yang lalu.
Banyak orang yang menganggap bahwa segala sesuatu menjadi lebih mudah di setiap generasi. Namun, kemudahan yang dirasakan juga beriringan dengan tingkat stres yang makin banyak. Angka pengangguran yang tinggi, kebutuhan yang makin banyak, semuanya berperan penting dalam stres para generasi X.
Penelitian terbaru dengan judul Middle age may be much more stressful now than in the 1990s yang diterbitkan dalam Penn State mengungkapkan bahwa orang paruh baya atau bertepatan dengan para genarasi X saat ini lebih sulit sekarang dibandingkan dengan tahun 90-an.
Peneliti menemukan sedikit peningkatan stres di antara semua kelompok umur ketika membandingkan tahun delapan puluhan hingga sembilan puluhan. Namun, Untuk responden berusia 45-64 tahun, angka itu melonjak jauh lebih tinggi.
Rata-rata, orang melaporkan peningkatan 2 persen pada semua penyebab stres. Dan yang mengejutkan, orang-orang di usia paruh baya melaporkan lebih banyak mengalami stres. Terhitung sekitar 19% lebih banyak yang mengalami stres pada tahun 2010 daripada tahun 1990.
Sementara peelitian tersebut berumur satu dekade, maka penelitian terbaru di tahun 2019 dengan judul Stress at Work Report: Who is Feeling It the Most and How to Combat It menunjukkan bahwa Gen X secara signifikan lebih stres daripada generasi lainnya.
Dalam studi tersebut, disebutkan bahwa lima stresor teratas adalah keseimbangan kehidupan kerja, kepercayaan diri akan masa depan pekerjaan, tujuan, politik kerja, dan akses ke alat yang memungkinkan untuk melakukan pekerjaan.
Kembali pada penelitian tim Penn State, tim mengumpulkan data dari 1.499 orang dewasa pada tahun 1995 dan membandingkannya dengan tanggapan dari 782 orang dewasa pada tahun 2012.
Setiap peserta telah diwawancarai setiap hari selama delapan hari berturut-turut, di mana mereka ditanya tentang stresor kehidupan yang meliputi hubungan dan masalah persahabatan, keuangan, masalah pekerjaan, prospek masa depan. Para pewawancara menilai seberapa besar dampak stresor ini terhadap aspek lain dari kehidupan mereka.
David M. Almeida, peneliti, mengungkapkan bahwa demografi yang paling terpengaruh stressor adalah responden paruh baya. Gen X berada di tengah generasi: berpenghasilan lebih sedikit (relatif) dari orang tua mereka sambil membawa lebih banyak daripada anak-anak mereka.
Ia juga berspekulasi bahwa laju perubahan yang cepat akibat teknologi dapat menambah tekanan tambahan, terutama bagi Gen X.