bar-merah

5 strategi memberi dan menerima kritik yang membangun

bias implisit
Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.com – Bagi kebanyakan orang, kritik membangun jarang diperhitungkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun saat ini, tak bisa dipungkiri bahwa setiap orang adalah pencipta, kritikus, dan komunikator ide yang digabung menjadi satu, sehingga perlu memiliki kemampuan untuk memberi dan menerima kritikan yang membangun.

Jacqueline Woodson memaparkan lima strategi agar kita bisa memberi dan menerima kritikan yang membangun.

Kritik membangun kepercayaan

Bangun kepercayaan pada diri anda sendiri untuk menuangkan ide dan isi kepala anda untuk mengkritik. Kritik adalah tentang bagaimana anda mampu mengutarakan apa yang ada dalam pikiran anda untuk disampaikan ke orang lain. Jika anda tidak percaya dengan diri sendiri, maka kritik tersebut tentu akan sulit untuk diucapkan dan sampai pada target kritikan.

Dalam menerima kritik, anda juga perlu percaya dengan diri sendiri bahwa anda tidak dalam keadaan yang rentan. Jika anda berada dalam kondisi yang rentan, maka seberapapun niat baik kritikus dalam mengkritik anda, maka hal itu bisa anda tangkap sebagai serangan yang brutal.

Lebih parah lagi, dapat membuat anda stres. Stres adalah penghambat oksitosin yang kuat dan dapat mencegah orang berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

Penerima juga dapat membangun kepercayaan dengan kritik mereka. Dengan bersikap apresiatif, jujur ​​tentang kerentanan mereka, dan mengenali ide-ide bagus.

Tarik napas dalam-dalam dan pikirkan perlahan

Terdapat dua cara dalam berpikir, yaitu berpikir secara cepat dan berpikir secara lambat. Dalam menyampaikan kritik, maka perlu berpikir secara lambat dan penuh perhatian sebelum melontarkan kritikan. Kita perlu mengambil napas, mempertimbangkan pekerjaan atau ide secara keseluruhan, dan memilih pendekatan yang paling berhasil. Tujuannya adalah untuk mengurangi, sebaik mungkin, banyak bias kognitif yang dapat menghalangi kritik anda.

Demikian pula, penerima tidak boleh langsung bereaksi secara emosional terhadap kritik. Penerima kritik juga harus mengambil napas dan menghabiskan waktu menganalisis keadaan emosional mereka. Kemudian mereka harus memproses kritik secara keseluruhan.

Gunakan pertanyaan dalam melontarkan kritik

Banyak orang yang berasumsi bahwa setiap orang akan memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan mereka, hal ini akan mempengaruhi cara seseorang mengkritik dan menerima kritik.

Kritik konstruktif dapat disampaikan dengan mengajukan pertanyaan. Mengapa ini terjadi? Aku penasaran kemana arahnya. Apa yang ingin Anda dapatkan dari pembaca? Dan lain sebagainya.

Terapkan growth mindset

Memiliki growth mindset akan menjadikan anda berpikir bahwa anda dan karya yang anda ciptakan bisa berkembang dengan masukan dan kritik seseorang. Pengkritik juga menerapkan growth mindset agar hal yang dikritiknya bisa berkembang lebih baik lagi.

Pilih kata-kata Anda dengan bijak, dengarkan baik-baik

Tidak mungkin untuk memisahkan emosi dari proses kritis, yang berarti rasa malu, marah, dan kekalahan diri sketika dikritik. Karena alasan ini, kritik tidak pernah bisa menjadi pertukaran informasi yang sederhana. Ini adalah latihan sosial di mana kita harus berhati-hati dengan kata-kata yang kita pilih.

Lima strategi ini dapat membantu siapa pun mengembangkan keterampilan kritik konstruktif mereka. Dan meskipun kita tidak selalu melakukannya dengan benar, setidaknya kita dapat berusaha untuk melakukannya dan menjadikan kita lebih baik di era berpikir kritis saat ini.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com