Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home PERISTIWA PRESS REVIEW

PBB Upayakan Bantuan $16 Miliar untuk Pemulihan Pasca Banjir di Pakistan

by Redaksi ZU
A A

Jenewa, Swiss (VOA) — 

Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan Pakistan akan melangsungkan konferensi di Jenewa pada hari Senin (9/1) untuk memobilisasi dukungan bagi pemulihan Pakistan pasca bencana banjir tahun lalu.

Pihak penyelenggara mengatakan delegasi dari 40 negara, termasuk beberapa kepala negara, perwakilan lembaga keuangan internasional dan organisasi pembangunan, akan mengikuti Konferensi Internasional Pakistan yang Tahan Iklim itu.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bersama Sekjen PBB Antonio Guterres akan menjadi tuan rumah bersama acara untuk mencari bantuan sekitar US$16,3 miliar guna merehabilitasi dan membangun kembali infrastruktur yang rusak karena banjir dahsyat itu, dengan infrastruktur baru yang lebih tahan perubahan iklim.

“Jutaan orang Pakistan yang terkena dampak kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyerukan belas kasihan dan solidaritas untuk membangun kembali infrastruktur tersebut dengan lebih baik,” ujar Sharif dalam pernyataan hari Minggu (8/1) sebelum terbang ke Jenewa.

Ditambahkannya, “Kami akan menempatkan rencana kerja pasca bencana yang komprehensif untuk pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi dengan ketahanan di hadapan mitra-mitra pembangunan dan negara sahabat.” “Menjembatani kesenjangan pendanaan adalah kunci memulihkan infrastruktur penting, membangun kembali kehidupan dan mata pencaharian baru, serta menghidupkan kembali ekonomi,” tegasnya.

PBB mengatakan banjir tahun 2022 yang disebabkan oleh curah hujan yang memecahkan rekor itu merupakan bencana terburuk di Pakistan dalam puluhan tahun, membuat sepertiga negara terendam dan berdampak pada 33 juta orang. Sedikitnya 1.700 orang meninggal dan lebih dari 8 juta orang mengungsi.

Banjir berikutnya membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal, memusnahkan tanaman dan menghancurkan atau merusak infrastruktur vital, termasuk ribuan kilometer jalan dan rel kereta api.

Guterres telah mengunjungi daerah-daerah yang dilanda banjir itu September lalu dan menggambarkan kehancuran itu sebagai “pembantaian iklim.”

Sebelum konferensi hari Senin itu, Perwakilan U.N. Development Program Resident Representative di Pakistan, Knut Ostby, mengatakan bencana banjir itu disebabkan oleh percepatan perubahan iklim di seluruh dunia.

Sebagian besar banjir itu sudah surut, tetapi studi pasca bencana yang didukung secara internasional memperkirakan dibutuhkan sekitar US$16,3 miliar untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi negara itu dalam jangka panjang. Pejabat-pejabat Pakistan dan PBB mengatakan jutaan anak masih tinggal di dekat lokasi air yang terkontaminasi dan tergenang sehingga membahayakan kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka.

Pemerintah Sharif mengatakan bencana banjir itu telah menambah tantangan ekonomi yang dihadapi Pakistan. Negara berpenduduk 220 juta jiwa itu sedang berjuang membayar impor seperti energi dan pangan, di tengah menyusut cepatnya cadangan devisa yang menyulitkan negara itu memenuhi kewajiban membayar utang luar negerinya. [em/jm]

Sumber


Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Tags: Asia PasifikIsu Sosialvoa
ShareTweetSend

Related Posts

PRESS REVIEW

Bertani Bawang: Tips untuk Sukses dan Dampaknya terhadap Kesehatan dan Lingkungan

28 April 2023

...

PRESS REVIEW

Pentingnya Menjaga Keberlangsungan Hidup Lahan Basah di Indonesia

28 April 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Content Placement

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • DATASET

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.